Balikpapan, nomorsatukaltim.com– Tim gugus tugas menemukan klaster baru penyebaran wabah pandemi. Yakni klaster lingkungan di Balikpapan Timur.
Dari penambahan 44 kasus, per Rabu (16/9), enam diantaranya merupakan hasil tracing suatu wilayah atau lingkungan pemukiman. "Jadi kami mohon waspada klaster lingkungan yang kini berkembang," ujar Ketua Tim Gugus Tugas sekaligus Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Rabu (16/9).
Secara spesifik Rizal menyebut lingkungan yang perlu diwaspadai yakni RT 20 di Manggar, Balikpapan Timur. Hingga saat ini sudah ada enam kasus positif, dan tiga kasus lainnya tercatat meninggal dunia. Ia pun mengimbau warga berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) untuk dirawat di embarkasi. Agar lingkungan di sana bisa disembuhkan.
Sesuai namanya, klaster lingkungan, dikhawatirkan penyebarannya semakin meluas. Jika tak ditangani serius. Ia menyebut proses isolasi mandiri lebih efektif. Jika dilakukan di embarkasi asrama haji Batakan, daripada di rumah.
Apalagi jika rumah pasien positif tidak memiliki kamar yang mendukung. Demikian juga lingkungan pemukimannya harus segera disterilkan. "Jangan sampai ini berkembang terus di RT 20, Manggar," harap Rizal.
Sampai Rabu kemarin, total jumlah pasien positif COVID-19 di Kota Minyak mencapai 2.523 orang. Dirawat dirumah sakit 326 orang, Isolasi mandiri 541 orang, sembuh sebanyak 1.558 orang, positif meninggal 158 orang. "Rumah sakit sudah penuh sekarang," ungkap Rizal.
Sementara itu, Kepala Diskes Balikpapan Andi Sri Juliarty menyebut rumah sakit sudah kehabisan tempat tidur. Rencana alihfungsi asrama haji yang sebelumnya jadi tempat isolasi menjadi rumah sakit darurat, ternyata mustahil. Tidak mungkin katanya. Sebab membuat rumah sakit darurat ada standarisasi sendiri.
Meskipun tetap diubah statusnya jadi rumah sakit darurat, lanjutnya, pasien yang ditangani hanya bisa bagi mereka yang didiagnosa gejala ringan. Lalu seperti apa antisipasinya?
Dokter Dio, sapaannya, menyebut jika RSUD Beriman Balikpapan menambah ruang-ruang isolasi dengan cara yang tak biasa. Yakni dengan menyiapkan tenda khusus untuk isolasi pasien terkonfirmasi positif dengan gejala OTG. "Mau enggak mau, namanya bencana. Dokter, tenaga medis, harus melakukan sesuatu," tegasnya.
Dijelaskan lagi, tenda-tenda itu memang disiapkan untuk penanganan pasien COVID-19. Setiap tenda diberi sekat sehingga bisa menampung tiga pasien. Satu tenda ada tiga bilik.
Dia memperlihatkan gambar yang dikirim Direktur RSUD Beriman Balikpapan Cokorda Ratih Kusuma. Gambar itu memperlihatkan aktifitas pemasangan tenda, dan ada beberapa petugas menggunakan APD lengkap. (ryn/boy)