Karet Disulap Jadi Aspal

Selasa 08-09-2020,13:15 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Para pekerja melakukan pengaspalan di Jalan A. Yani, Klandasan Ilir, Balikpapan, baru-baru ini. (MUHAMMAD HAFIZH/ nomorsatukaltim)

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Mulai Agustus 2020, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur (Kaltim) membeli karet rakyat. Program pembelian langsung karet ke petani ini sebagai langkah pemerintah untuk menggerakkan ekonomi di pedesaan.

Pasalnya, selama masa pandemi COVID-19, pergerakan ekonomi mengalami perlambatan. Bahkan terjadi kontraksi atau minus di triwulan II-2020. Sehingga berakibat pada penjualan karet petani. Karena itu, pemerintah berinisiatif membeli karet petani. Karet tersebut akan menjadi bahan baku aspal.

Kabid Preservasi BBPJN Kaltim, Dedy Mandarsyah mengatakan, pembelian karet ke petani tersebut untuk mengembalikan harga karet dan menghidupkan ekonomi di Kaltim. Mengingat saat ini harga karet bergerak fluktuatif. Bahkan daya beli mengalami penurunan. “Artinya, menggerakkan ekonomi petani karet. Maka program pemerintah pusat membeli karet langsung ke petani,” kata Dedy saat dijumpai Senin (7/9).

Sampai akhir tahun ini, pemerintah menargetkan 800 ton bokar (bahan olahan karet). Dari target yang akan dicapai itu, BBPJN Kaltim menganggarkan sekitar Rp 10 miliar.

Jumlah karet yang dibeli kepada setiap petani bervariasi. Ada yang menjual 10 ton. Ada pula yang lebih dari itu. “Bukan hanya menyerap karet petani. Tapi juga sampai pengolahannya,” ujar dia.

Menurut Dedy, 800 ton karet yang telah dibeli dari petani akan dikumpulkan. Kemudian diolah PT Multi Kusuma Cemerlang (MKC) menjadi SIR 20. Dan SIR 20 ini dijadikan bahan baku untuk campuran aspal.

Ia menjelaskan, bahan baku aspal dari karet ini belum pernah digunakan untuk jalan di Kaltim. Namun sudah dipakai di daerah lain. “Selama ini masih menggunakan konvensional. Dari sisi kualitas bahan baku karet baik untuk aspal,” tandasnya.

Pada 2019, luas lahan karet di Kaltim adalah 118.638 hektare. Jumlah itu naik dari tahun sebelumnya: 3.556 hektare atau 3,09 persen. Dengan produksi sebesar 52.817 ton dan rata-rata produktivitas 1.079 kg/hektare.

Sebagai informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga terus berupaya mempercepat pelaksanaan program Padat Karya Tunai (PKT).

Program tersebut dijalankan melalui kegiatan pemeliharaan rutin jalan. Dengan menggunakan bahan campuran karet yang dibeli dari petani. Hal ini merupakan upaya mitigasi dampak COVID-19. Untuk menjaga daya beli masyarakat di perdesaan. Sekaligus untuk menjaga kemantapan ruas-ruas jalan nasional. Guna mendukung pergerakan orang dan barang (logistik).

Untuk itu, Kementerian PUPR telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 100 miliar. Untuk membeli 10 ribu ton karet dari petani. Di sejumlah wilayah produsen karet. Untuk digunakan sebagai bahan campuran aspal karet.

Mekanisme pembelian aspal karet tersebut akan dilakukan oleh BBPJN Kementerian PUPR di sejumlah daerah. Seperti Medan, Palembang, Padang, Lampung, Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan dan daerah lain penghasil karet.

Kelebihan campuran aspal karet alam yakni dapat meningkatkan kualitas perkerasan aspal. Dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur. Penggunaan aspal karet untuk preservasi jalan sudah dilakukan Kementerian PUPR di beberapa lokasi jalan nasional. Salah satunya di ruas Ciawi-Sukabumi, Jalan Nasional Bts. Karawang-Cikampek, Jalan Nasional Lintas Tengah Jawa ruas Ajibarang-Banyumas-Klampok-Banjarnegara, dan Jalan Nasional Ruas Muara Beliti-Bts Kabupaten Musi Rawas-Tebing Tinggi-Bts Kota Lahat. (fey/qn)

Tags :
Kategori :

Terkait