Yang Pergi dan Tak Kembali Karena Pandemi

Rabu 02-09-2020,13:00 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Sebelumnya, Dahri Yasin mengeluh sakit. Demam, pada Minggu (30/8/2020). Istri dan anak-anaknya, ingin membawanya ke rumah sakit. Namun ia enggan.

"Saya minum obat di rumah saja," kata Yayat, menirukan sang ayah.

Soal kabar yang beredar mendiang sang ayah meninggal karena COVID-19, Yayat mengatakan keluarga belum menerima kabar pasti dari rumah sakit.

“Kami belum menerima informasi baik secara lisan maupun tertulis dari rumah sakit,” katanya.

Meski begitu Yayat mengakui, keluarga tidak menganjurkan kolega atau masyarakat datang ke rumah duka.

“Ada yang tanya, ya, kami hanya minta doanya saja. Itu sudah cukup," tuturnya.

Selama di rumah sakit, pihak keluarga juga mengikuti protokol kesehatan. Termasuk menggunakan Alat Pelindung Diri(APD) lengkap.

Berdasarkan kronologi yang dikeluarkan RS IA Moeis, pasien dinyatakan meninggal dunia pada pukul 07.55 Wita. Pada 06.30 Wita, istri memberikan informasi bahwa mendiang Dahri Yasin tiba-tiba tidak ada respons.

Kemudian tim code blue berangkat menuju rumah pasien. Setiba di rumah sakit, pasien dilakukan tindakan pemeriksaan dan resusitasi jantung dan paru (RJP). 

Kemudian pasien ditransfer ke IGD RS IA Moeis, tindakan resusitasi tetap dilakukan sampai dinyatakan meninggal dunia.

Setelah itu dilakukan pemeriksaan swab post mortem, dan hasil reaktif.

“Pasien dinyatakan sebagai kasus probable covid,” bunyi keterangan itu.

Keluarga juga setuju dilakukan pemulasaraan berdasarkan protokol COVID-19 dan akan dimakamkan di tempat pemakaman keluarga.

SOSOK IDOLA

Di mata Yayat, sosok ayahnya jadi idola. Khususnya dalam hal pekerjaan. Dahri, cerdas. Jadi panutannya meniti karir saat ini. Di masa COVID-19 ini, Dahri merupakan sosok yang paling patuh pada protokol kesehatan.

Bahkan cucunya, anak-anaknya, dicegah mencium tangan padanya.

"Kami sudah lama tak cium tangan. Ya kata Bapak, menghindari COVID-19,” kata Yayat.

Tags :
Kategori :

Terkait