Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Peredaran narkotika di Kalimantan memang sangat rentan. Terlebih lagi di daerah perbatasan antarnegara yang sangat rawan disusupi pelaku pembawa barang haram tersebut. Untuk itu dibutuhkan pengawasan dan penjagaan super ketat di perbatasan.
Sebab peredaran narkotika tidak memandang situasi dan kondisi. Bahkan di tengah pandemi seperti ini pun peredaran narkoba diduga masih terus terjadi. Khususnya di daerah perbatasan RI-Malaysia. Tak ayal personel TNI yang melakukan penjagaan diminta meningkatkan pengawasannya.
Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto mengatakan, bahwa pihaknya telah menempatkan sejumlah prajurit TNI di wilayah perbatasan.
Salah satunya untuk pengamanan keluar masuknya barang terutama narkoba. Ia meminta prajuritnya mampu melakukan penanganan dan pengawasan terhadap siapapun yang masuk ke wilayah Indonesia tanpa izin apalagi membawa narkoba.
"Satgas Perbatasan kita memang beberapa kita tugaskan di perbatasan. Sudah beberapa kali kita mengungkap, yang pertama ada 7 kilogram, kedua kurang lebih 1,5 kilogram dan yang terakhir ada sekian gram. Semuanya sudah kami tindaklanjuti, setiap yang kami dapatkan dari hasil penanganan di perbatasan langsung kami serahkan ke polda atau polres setempat," ujarnya usai memberi bantuan APD dan masker ke Pemkot Balikpapan, Rabu (26/8).
Menurut Heri, bahwa hal tersebut merupakan salah satu upaya mereka dalam menjaga wilayah perbatasan Indonesia di Kalimantan agar tidak disusupi oleh narkoba. Ia juga menegaskan kepada prajuritnya agar fokus dalam penjagaan di perbatasan melalui titik-titik pintu keluar masuknya warga. "Jadi konsentrasi kita memang di titik-titik yang cenderung tidak dijaga dan ini sudah mulai terdeteksi," jelasnya.
Memang diakuinya wilayah perbatasan yang harus dijaga cukup luas. Sehingga pihaknya juga harus bekerjasama dengan Polri dan warga sekitar guna bersinergi dalam pencegahan peredaran narkoba masuk ke Indonesia.
"Karenanya ya kita bekerjasama dengan unsur yang ada disana, sebab kalau kita sendiri dengan luasnya dan panjangnya wilayah perbatasan cukup repot juga. tetapi kita bersyukur kita ada mengambil langkah cepat dalam penanganan," tambahnya.
Pangdam berpesan, meski di situasi pandemi saat ini prajurit jangan mengendorkan penjagaan. Sebab saat ini musuh mereka bukanlah penjahat ataupun lainnya. Melainkan orang-orang yang mencoba membawa masuk narkoba ke wilayah Indonesia dengan menggunakan segala macam cara termasuk jalur-jalur tikus di perbatasan.
"Buat personel yang di perbatasan, saya awal menjabat langsung cek kesana dan melihat personel di sana. Bahwa mereka musuhnya adalah orang-orang yang masuk ke wilayah kita dan membawa barang ilegal seperti narkoba. Untuk itu mereka harus menjaga diri terlebih dahulu, jangan sampai mereka terjebak hal yang negatif dan mereka harus bisa menangani itu di tempat tugasnya masing-masing," pungkasnya. (bom/eny)