Jakarta, nomorsatukaltim.com - Proyeksi lifting minyak nasional kembali diperkirakan turun. Presiden Joko Widodo mengatakan, perkiraan lifting minyak bumi Indonesia pada tahun lalu hanya sebesar 705 ribu barel per hari (bph). Perkiraan ini turun dibandingkan target tahun ini yang semula dipatok 755 ribu bph. Sementara dari sisi gas, tahun depan ditargetkan mampu mencapai 1,191 juta setara minyak per hari (boepd).
“Lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 705 ribu barel dan 1.007.000 barel setara minyak per hari,” kata Presiden saat membacakan nota keuangan RAPBN 2021 belum lama ini.
Perkiraan lifting minyak tahun depan sama dengan perkiraan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). Tahun ini memang lifting minyak dan gas mengalami banyak penyesuian akibat menurunnya konsumsi energi akibat pandemi COVID-19. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada US$ 45 per barel.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, sebelumnya mengatakan lifting diproyeksi turun lantaran kondisi sumur eksisiting yang sudah semakin tua. Sehingga terjadi penurunan produksi secara alamiah.
“Secara alamiah tanpa ada produksi dari lapangan baru dari lapangan eksisting akan turun 3-5 persen per tahun. Cukup banyak upaya yang dilakukan. Baik pencarian lapangan baru dan optimasi,” kata Arifin.
Perkiraan lifting migas ini berbanding terbalik dengan target pemerintah yang menginginkan peningkatan produksi migas secara bertahap. Terutama proyeksi produksi minyak mencapai 1 juta bph. (de/qn)