Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Mau bagaimana lagi?. Rumah sakit di Balikpapan mulai kewalahan. Jumlah penderita Coronavirus Disease (COVID-19) terus bertambah. Padahal, kini sudah ada kebijakan baru agar yang kondisinya sehat, dapat melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Kecuali jika pasien tersebut kondisinya butuh perawatan.
"Rumah sakit kita dari segi daya tampung kewalahan, dari segi pelayanan, petugasnya juga kewalahan dan sudah kecapean," ujar Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi.
Ia menerima saran, agar Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) dimaksimalkan lagi. Beberapa pelayanannya diminta dialihkan untuk kepentingan penanganan wabah tersebut. Begitu juga dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman Balikpapan.
"Bisa jadi semua rumah sakit dialihkan untuk penanganan COVID-19. Sudah nggak cukup ini," ungkapnya.
Persoala lain. Balikpapan memang punya alat Polymerase Chain Reaction (PCR). Ditempatkan di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB), dan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) beserta PCR di RSKD. Sedangkan Rumah Sakit Tentara (RST) Hardjanto dan RSUD Beriman sudah dijadwal untuk menerima alat PCR dalam waktu dekat.
Dari sisi alat cukup memadai. Namun, perangkat pendukung seperti ketersediaan reagen sebagai bahan bakunya terbatas. Akhirnya hasil swab massal hasilnya dikirim ke Samarinda. Ini menambah waktu penanganan.
Ada dua laboratorium di Samarinda yang jadi rujukan. Labkesda milik Pemprov Kaltim, dan laboratorium di Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman (Unmul). Sedangkan proses pengiriman hingga antrean, hasilnya perlu waktu lima sampai tujuh hari.
"Selama menunggu itu, biasanya warga yang diswab berkeliaran. Tapi kalau pasien perusahaan sudah tidak seperti itu, mereka dikarantina dulu sampai hasilnya keluar," urainya.
Rizal juga khawatir. Semua sektor, baik di pusat perbelanjaan dan pasar tradisional, industri, pendidikan, dan pemerintahan, sudah terjangkiti virus tersebut. "Kantor-kantor pemerintahan sudah kena. Terakhir kepala Dinas Perhubungan kita kena," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengkonfirmasi kepada awak media, bahwa dirinya benar telah dinyatakan positif. Tanpa gejala dan keluhan.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Beriman dr Andi Sri Juliarty menyebutkan, saat ini seluruh rumah sakit yang menangani pasien terkonfirmasi positif SARS-CoV-2 di Balikpapan sudah penuh. Jumlahnya ada delapan rumah sakit.
RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo, RSPB, Siloam Hospital, RS Restu Ibu, RSUD Beriman, RST Hardjanto, RS Bayangkara. "Hampir semua (rumah sakit, Red.) sudah menolong," kata dokter Dio, sapaannya, ketika ditemui di Balai Kota Balikpapan Senin lalu.
Kapasitasnya tidak banyak. Dari delapan rumah sakit itu, ternyata hanya mampu menampung 129 pasien. Atau hanya 129 tempat tidur. Kendati, kata dia, semua rumah sakit itu sudah berupaya menambah jumlahnya. RSKD saja menambah sampai 80 tempat tidur.
Jumlah itu sudah mentok. "Enggak ada lagi. Semua rumah sakit full (penuh)," papar Dio. Ia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan kebingungannya.
Lalu bagaimana jika pasien bertambah lagi? Dio tak tahu lagi harus menjawab apa. "Ya itulah, tolong jaga. Ini kondisi rumah sakit full. Jaga protokol kesehatan," begitu katanya.