Mustafa akhirnya memilih untuk tetap berjualan. Di lapaknya. Dan menganggap virus corona tidak bisa dibuktikan. "Tidak percaya saya pak, sama virus corona itu. Saya tetap akan berjualan. Mau makan apa kalau tidak jualan?," ungkapnya.
Ia mau menutup lapaknya, jika pemerintah kota bersedia memberi kompensasi kepada pedagang pasar."Nggak apa-apalah kalau mau ditutup. Asalkan pemerintah beli semua dagangan di sini," tegas Mustafa.
Seorang pedagang lagi, Edi, mengeluhkan kondisi pasar yang sepi pengunjung. Sejak beberapa hari. Sejak gugus tugas mengumumkan pasar itu sebagai klaster penularan. "Ada yang datang. Tapi kan sedikit sekali," ucap Edi.
Edi khawatir kehilangan mata pencaharian. Jika pasar ditutup. Ia mengaku, hanya akan mengikuti keputusan pemilik pasar. "Kalau yang punya pasar bilang jualan, ya jualan. Kalau tidak. Ya kasian di kami," ujarnya. (das/eny)