Denyut bisnis perhotelan di Balikpapan mulai terasa. Menyusul relaksasi yang diberlakukan untuk sektor ini. Kamar pun mulai terisi. Manajemen hotel menerapkan protokol kesehatan ketat. Menunjukkan kepada konsumen bahwa hotelnya aman.
Oleh: Darul Asmawan
DINDA terlihat begitu bersemangat. Resepsionis Hotel Novotel itu gesit melayani tamu yang datang. Sayang, senyumnya masih tak terlihat. Masker yang ia kenakan tak pernah dilepas. Kaca bening juga menyekat tempat kerjanya dengan para tamu hotel yang berada di Jalan Brigjen Ery Suparjan, Klandasan, Balikpapan itu.
Siang itu, pekan lalu, Novotel memang cukup ramai, untuk skala adaptasi kebiasaan baru. Terutama di ruang lobi. Ada sekitar 10 orang mengantre untuk check in kamar. Tentu saja mereka tidak berbaris di depan meja kerja Dinda. Mereka masing-masing duduk di kursi sofa yang disediakan hotel itu. Untuk menunggu giliran.
Dinda pun dengan cekatan memeriksa satu persatu berkas persyaratan dan identitas lengkap tamu-tamu itu. Lalu difotokopi menggunakan mesin yang telah disiapkan di sampingnya.
Itulah adaptasi kebiasaan baru bagi Dinda. Juga bagi pengunjung hotel. Meski harus bekerja ekstra, ia tidak terlihat kesulitan. Karena, baginya tidak ada tawar menawar bagi yang tidak lengkap. Penerapan protokol kesehatan, bersifat mutlak. "Demi keamanan dan kenyamanan semua pengunjung hotel," ucap Dinda.
Syaratnya tidak begitu rumit. Cukup dengan menyerahkan surat bebas COVID-19. Yang dibuktikan dengan hasil swab test PCR, atau minimal rapid test. Lalu mengikuti semua prosedur yang diterapakan pihak hotel. Yang mengacu pada pedoman yang ditetapkan pemerintah.
Namun demikian, kata Dinda, sejauh ini ia belum menemukan ada pengunjung yang tidak melengkapi berkas persyaratan tersebut. Karena pada dasarnya, sebagian besar tamu hotel tempatnya bekerja itu, berasal dari luar daerah. Praktis, mereka sudah siap dengan surat hasil tes ketika akan masuk ke Kaltim, melalui bandara maupun pelabuhan.
Kecuali tamunya hanya berasal dari dalam daerah. Mereka tidak diwajibkan. Tapi, tetap harus mengikuti tata laksana kesehatan lainnya. Walaupun jumlah tamu di segmen ini, sangat sedikit.
Dinda mengatakan, protokol kesehatan diberlakukan di semua bagian hotel. Mulai dari pintu masuk, sampai di dalam kamar. Sebagai upaya mitigasi penyebaran virus. Karena hotel merupakan salah satu lokus aktivitas masyarakat.
Memakai masker wajib, bagi karyawan maupun pengunjung. Dan bagi siapapun yang masuk area hotel. Meskipun tidak ada sanksi bagi yang tidak patuh. Namun, menurut Dinda, umumnya tamu-tamu yang datang sudah memahami kondisi itu. Sehingga ia tidak begitu kesulitan. Bahkan tidak perlu berdebat untuk menjelaskan kepada pengunjung.
Lagi pula, hampir di setiap sudut hotel dan bagian-bagian yang dilewati pengunjung telah dipasang stiker. Yang menyosialisasikan penggunaan masker.
Dinda menjelaskan, di berbagai titik juga telah disediakan hand sanitizer. Mulai dari pintu masuk, meja resepsionis, pintu lift sampai pintu kamar. Untuk mengurangi risiko kontak antara pengunjung dengan petugas hotel, maupun ketika menyentuh benda atau fasilitas hotel.
Bahkan, saat melakukan check in, transaksi tidak dilakukan dengan bersentuhan lansung. Melainkan melalui media penghantar. Contohnya, kunci kamar yang dipesan pengunjung telah disimpan di dalam stoples, lalu tamu itu mengambilnya sendiri. Itupun petugas hotel telah menggunakan sarung tangan standar.
Sementara itu, kata Dinda, untuk prosedur pelayanan makanan dan minuman. Pihak hotel menawarkan dua pilihan. Yaitu makanan diantar langsung ke kamar. Atau menyantapnya di restoran hotel. Pun itu penuh dengan protokol kesehatan. Yaitu penggunaan hand sanitizer dan jaga jarak.