Disdikbud Balikpapan Buka Donasi Ponsel dan Laptop

Kamis 30-07-2020,12:49 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Muhaimin. (dok)

--

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Disdikbud Balikpapan menginisiasi pengumpulan sarana belajar daring. Alasannya sangat baik. Yakni menyalurkan peralatan seperti ponsel android dan laptop. Dari hasil sumbangan masyarakat mampu. Untuk disalurkan kepada mereka, yang tidak mampu mengikuti pembelajaran daring, karena tidak punya sarana.

Disdikbud menamakan program ini peduli pendidikan 1708. Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin mengatakan, selama ini banyak keluhan masyarakat, yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring. Ini disampaikan melalui medsos. Misalnya dengan alasan tidak punya alat komunikasi untuk menunjang proses pembelajaran. "Misalnya satu keluarga putranya tiga. Terus banyak orang memperdebatkan mencari salah dan benar," katanya, saat dihubungi, Rabu (29/7).

Akhirnya disdikbud berdiskusi. Daripada saling menyalahkan, kenapa tidak melakukan hal nyata. Mencari solusi dilema pembelajaran daring. "Kami berpikir, masyarakat kelas menengah ke atas rata-rata punya handphone lebih dari satu. Bahkan mungkin lebih dari dua. Sehingga diharapkan kalau mereka punya ponsel atau laptop layak, kenapa tidak didonasikan," ungkapnya.

Ia menjelaskan, sasaran program peduli itu diharapkan bisa mendapatkan sarana dari masyarakat, atau dari perusahaan yang punya laptop dan ponsel layak pakai. "Nanti kami donasikan ke anak-anak di sekolah yang membutuhkan," urainya.

Disdikbud rencananya menyerahkan donasi yang terkumpul pada 17 Agustus. Saat upacara di masing-masing sekolah. "Selama berproses itu kami tetap meminta data-data gakin di sekolah. Tapi kami tidak mau data gakin berdasarkan KIP dan PKH. Kami mau data real," katanya.

Data itu bukan hasil survei. Tapi katanya, sejak tahun ajaran baru 2020-2021, ia sudah membuat mengadakan angket orangtua. Di situ ada dua pilihan. Para orangtua murid ditanyakan, apakah mampu mengikuti pelajaran via daring atau luar jaringan (luring). "Kalau pembelajaran luring berarti orangtuanya tidak punya ponsel atau laptop. Nah jadi waktu kami mulai tahun ajaran baru, sekolah kami mintakan angket atau kuisioner," terangnya.

Dari data itu, ia sudah mendapat informasi terhadap masing-masing sekolah. Berapa pelajar yang berhak mendapat bantuan. "Kalau sekarang ini belajar dengan home visit. Nah, kalau home visit kasihan gurunya datang satu-satu. Nah mudahan dengan adanya gerakan ini, ada warga yang peduli dan mempunyai ponsel atau laptop disumbangkan saja," katanya.

Muhaimin berencana membuka konter di kantor disdikbud pada 10-15 Agustus mendatang. Jadi masyarakat atau perusahaan yang berminat mendonasi, bisa datang ke disdikbud.

Ia menargetkan donasi yang bisa dikumpulkan sebanyak 1.708 ponsel android atau laptop. "Makanya kami namakan gerakan peduli pendidikan 1708. Mengambil tema HUT RI. Kalau bisa lebih, lebih bagus," katanya.

Sejak usulan ini di-share di media sosial, Muhaimin mendapat respons baik dari masyarakat. "Tadi sudah ada empat pengusaha yang kontak. Ada yang minta surat resmi," ulasnya.

Muhaimin berencana menyampaikan usulan ini melalui surat resmi yang ditujukan ke pemkot, dan DPRD Balikpapan. "Supaya sama-sama kita gotong royong menangani ini," katanya.

Ia akan menyalurkan donasi hanya untuk pelajar SD dan SMP. Belum menjangkau anak-anak TK. Dengan pertimbangan, pembelajaran online belum terlalu darurat. "Karena TK lebih kepada pengenalan lingkungan. Bermain sambil belajar. Kalau SD dan SMP pembelajarannya sudah berbasis kurikulum," jelasnya.

Disdikbud mengantisipasi pesan yang sudah beredar, agar tidak disalahgunakan. Dengan cara membuat prosedur penerimaan donasi, dan penyalurannya satu pintu. Yakni hanya melalui disdikbud. "Kalau ada komunitas yang ingin donasi, tetap pintunya di disdikbud. Data itu direkap di disdikbud," tegasnya. (ryn/hdd)

Tags :
Kategori :

Terkait