Kampung Merasa Tawarkan Ekowisata Lengkap: Susur Sungai Kelay, Batu Karst, hingga Habitat Orangutan
Wisata susur sungai di Kampung Merasa, Kabupaten Berau.-Rama-Disway Kaltim

Banner Diskominfo Berau 2025--
BERAU, NOMORSATUKALTIM – Di jantung hutan Kabupaten Berau, tepatnya di Kampung Merasa, Kecamatan Kelay, wisata alam dan budaya berkelindan menjadi satu.
Kampung ini bukan sekadar destinasi, tetapi juga ruang hidup yang mengajarkan arti pelestarian melalui pariwisata berbasis ekologi.
Sejak ditetapkan sebagai desa wisata pada 2018 melalui SK Bupati Berau, Pokdarwis Bangen Tawai terus menata potensi kampung agar berkembang menjadi destinasi ekowisata unggulan.
Upaya itu kini terwujud lewat paket wisata yang menyajikan pengalaman berbeda bagi wisatawan, mulai dari menikmati alam, menyusuri sungai, hingga mengenal satwa endemik.
Salah satu daya tarik utama adalah perjalanan menuju Pulau Orangutan, tempat wisatawan bisa menyaksikan langsung aktivitas satwa langka ini.
Menurut Sekretaris Pokdarwis Bangen Tawai, Bawasti, waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari sekira pukul 08.00 WITA dan sore hari sekira pukul 16.00 WITA.
“Setelah melihat orangutan, wisatawan juga kami ajak menyusuri Sungai Kelay, lalu menikmati panorama batu karst yang menjulang megah. Untuk satu paket perjalanan ini, kami tetapkan harga Rp700 ribu untuk empat orang,” jelasnya.
Kampung Merasa tak hanya mengandalkan alam, tetapi juga menghadirkan wisata edukasi berbasis produk lokal.
Kakao yang dihasilkan petani setempat kini diolah menjadi cokelat dan ditawarkan sebagai bagian dari pengalaman wisata.
“Kami mempromosikan olahan cokelat lokal. Wisatawan bisa mencicipi sekaligus melihat proses pengolahan, mulai dari kebun hingga menjadi produk siap saji,” terang Bawasti.
Mayoritas wisatawan yang berkunjung berasal dari luar negeri, terutama pecinta ekowisata dan pelestarian satwa liar.
Tren ini semakin memacu semangat warga untuk menjaga kelestarian hutan dan sungai sebagai aset utama kampung.
“Komitmen kami jelas, menjaga ekowisata yang ada bersama NGO yang mendampingi. Kalau alam dijaga, manfaatnya akan kembali ke masyarakat,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

