Bankaltimtara

Neni Ingatkan Bahayanya Eksploitasi Air Tanah Berlebihan Bagi Masyarakat Bontang

Neni Ingatkan Bahayanya Eksploitasi Air Tanah Berlebihan Bagi Masyarakat Bontang

Wali Kota Bontang Neni Moerniani.-Michael/Disway Kaltim-

BONTANG, NOMORSATUKALTIM - Ketersediaan air bawah tanah di Kota Taman mulai menipis.

Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni pun ingatkan untuk tidak melakukan eksploitas berlebih oleh masyarakat.

Tindakan tersebut dapat berdampak negatif buat kondisi perkotaan. Sebab, ketika air di bawah tanah terus disedot, maka debit air terus berkurang.

Kondisi ini akan menyebabkan terbentuknya rongga-rongga besar. Alhasil, akan terjadi intrusi air laut.

Menurut Neni, salah satu cara untuk mengantisipasi rongga-rongga itu adalah dengan melakukan penanaman pohon.

BACA JUGA:Revisi RTRW Jadi Kunci Penanganan Banjir di Kota Bontang

Agar, akar pohon tersebut akan menahan konstruksi tanah dan menjaga ketersediaan air dalam tanah.

“Kalau kita tidak tanam dan pelihara pohon, akan terjadi rongga besar di bawah tanah. Air laut bisa masuk dari celah itu. Sehingga membuat air tanah menjadi asin,” kata Neni, Minggu 14 Desember 2025.

Dia pun memberikan ilustrasi untuk menggambarkan besarnya tekanan terhadap sumber air. Jika suatu saat Bontang dihuni 200.000 jiwa dengan kebutuhan air 50 liter per orang, berarti sekitar satu juta liter air tersedot dari dalam tanah setiap hari.

BACA JUGA:Proyek Pengerjaan Jargas di Bontang Harus Rekrut Minimal 70 Persen Tenaga Kerja Lokal

Penurunan muka air tanah dalam skala itu, dapat mempercepat kerusakan akuifer, yang merupakan lapisan penyimpan air.

“Jika akuier rusak maka tidak ada lagi penopang utama ketersediaan air bersih," tambahnya.

Oleh karena itu, menurut Neni, persoalan air tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah daerah saja.

Pola hidup dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan memegang peranan penting.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: