Bankaltimtara

Pengungsi Kamboja Tembus 300.000 Orang, Thailand Nyatakan akan Lanjutkan Aksi Militer

Pengungsi Kamboja Tembus 300.000 Orang, Thailand Nyatakan akan Lanjutkan Aksi Militer

Ratusan ribu warga Kamboja mengungsi akibat konflik di perbatasan dengan Thailand.-Antara/ Xinhua-

JAKARTA, NOMORSATUKALTIM - Setidaknya ada 300.000, warga Kamboja yang mengungsi akibat konflik perbatasan dengan Thailand hingga Jumat, 12 Desember 2025 siang waktu setempat.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Kamboja dalam rilisnya menyebutkan, hampir 90.000 keluarga dengan total lebih dari 300.000 orang telah mengungsi dari rumah-rumah mereka di dekat perbatasan Thailand untuk mencari perlindungan yang aman.

Wakil Menteri Negeri sekaligus Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Letnan Jenderal Maly Socheata mengatakan, konflik perbatasan Kamboja-Thailand masih berlangsung hingga Jumat siang.

"Pada pukul 13.27 (waktu setempat), pasukan Thailand mengerahkan pesawat untuk membombardir daerah Veal Intry (di Provinsi Preah Vihear)," ungkap Socheata dikutip dari Antara, Sabtu, 13 Desember 2025.

BACA JUGA: Sudah 16 Orang Tewas, Bentrokan Thailand-Kamboja Terus Berlanjut

Socheata menambahkan, bahwa tentara Thailand juga meningkatkan intensitas penembakan artileri dan asap beracun di Desa Prey Chan di Provinsi Banteay Meanchey pada Jumat siang.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul bersumpah akan melanjutkan aksi militer terhadap Kamboja, meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim telah memediasi gencatan senjata antara kedua negara.

Anutin Charnvirakul melalui media sosial, Facebook, pada Sabtu, 13 Desember 2025 mengatakan, bahwa ketegangan dengan Kamboja “jelas bukan kecelakaan di pinggir jalan” dan bahwa Thailand telah berbicara melalui tindakan mereka, sebagaimana dikutip Antara melansir Thai Enquirer.

“Thailand akan terus melakukan aksi militer sampai kami merasa tidak ada lagi bahaya dan ancaman terhadap tanah dan rakyat kami. Saya ingin memperjelas hal ini,” katanya.

BACA JUGA: Kamboja-Thailand kembali Memanas di Perbatasan, KBRI Phnom Penh Imbau WNI Waspada

Ironisnya, pernyataan PM Thailand tersebut disampaikan hanya beberapa jam setelah Trump pada Jumat mengatakan, bahwa para pemimpin Thailand dan Kamboja telah sepakat untuk menghentikan kembali pertempuran dan kembali ke perjanjian damai yang ia bantu mediasi.

Trump mengatakan bahwa “percakapan yang sangat baik” dengan Anutin dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menghasilkan terobosan tersebut.

“Mereka telah sepakat untuk menghentikan seluruh tembakan efektif mulai malam ini, dan kembali ke Kesepakatan Damai awal yang dibuat bersama saya dan mereka, dengan bantuan Perdana Menteri Malaysia yang hebat, Anwar Ibrahim,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: antaranews