Jawab Masalah Antrean Pasien RSUD AWS Samarinda, Gedung Pandurata Ditarget Rampung Akhir 2025
Desain replika (maket) Gedung Pandurata, RSUD AWS Samarinda yang ditarget bisa dioperasikan di 2026.-(Disway Kaltim/ Mayang)-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) menargetkan pembangunan Gedung Pandurata RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda rampung pada akhir 2025 dan mulai beroperasi awal 2026.
Gedung berlantai 9 itu disiapkan untuk mengatasi persoalan antrean pasien dan keterbatasan ruang rawat inap di rumah sakit rujukan terbesar di Kaltim tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Jaya Mualimin mengatakan proyek pembangunan Pandurata menjadi bagian dari agenda strategis daerah di bidang kesehatan.
Pekerjaan fisik dimulai sejak 2023 dengan nilai kontrak lebih dari Rp370 miliar, ditambah sekitar Rp100 miliar untuk pengadaan alat kesehatan pada 2026.
BACA JUGA: Langganan Banjir, RSUD AWS Samarinda Mulai Berbenah: Benahi Parit dan Tambah Ruang Terbuka Hijau
“Pandurata ini memang kita siapkan untuk menjawab masalah klasik di AWS yang penuh sesak setiap hari. Setelah rampung, pasien tidak perlu lagi menunggu lama mendapatkan tempat rawat inap,” kata Jaya di Samarinda, Senin, 27 Oktober 2025.
Menurut Jaya, progres pembangunan saat ini telah mencapai lebih dari 80 persen. Gedung ditargetkan selesai pada Desember 2025 dan siap beroperasi awal 2026. Dengan tambahan kapasitas 700 tempat tidur, RSUD AWS akan menjadi rumah sakit rujukan terbesar di Kalimantan Timur.
Sementara itu, perbedaan anggaran alat kesehatan antara RSUD AWS Samarinda dan RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan sempat menjadi sorotan publik. Dalam P-RKPD Kaltim 2025, RSUD AWS hanya memperoleh Rp3,56 miliar, sedangkan RSUD Kanujoso mendapat Rp250 miliar.
Jaya menegaskan, perbedaan tersebut bukan bentuk pengurangan, melainkan penyesuaian waktu berdasarkan kesiapan masing-masing rumah sakit.
BACA JUGA: RSUD AWS Samarinda Bantah Ada "Permainan Kamar" Rawat Inap
“Tadinya rencana Rp200 miliar dibagi dua, tapi karena Pandurata di AWS belum selesai, alatnya tidak bisa kita adakan sekarang. Jadi kita alihkan dulu ke Kanujoso yang gedungnya sudah siap,” jelasnya.
Ia memastikan, setelah Pandurata rampung, anggaran alat kesehatan akan kembali dialokasikan untuk AWS. “Tahun depan (2026), sekitar Rp150 miliar kita siapkan lagi khusus untuk AWS. Jadi tidak ada yang dirugikan,” ujarnya.
Selain menambah kapasitas, gedung Pandurata juga akan menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) sesuai kebijakan Kementerian Kesehatan.
“KRIS akan menghapus perbedaan fasilitas antar kelas. Semua pasien mendapat standar pelayanan yang sama,” tegas Jaya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

