Pondok Pesantren Nabil Husein Samarinda Terbakar, Diduga Gara-gara Charger
Pondok Pesantren Nabil Husein Samarinda terbakar saat momen berbuka puasa tiba.-(Foto/ Istimewa)-
Api kemudian merambat ke lantai tiga yang digunakan sebagai laboratorium komputer.
"Area yang terbakar ada di lantai dua dan tiga. Lantai satu hanya terdampak. Api diduga berasal dari Ruang Guru di lantai dua, lalu merambat ke lantai tiga yang merupakan ruang laboratorium komputer," terang Hendra.
BACA JUGA: Ramadan Rawan Kebakaran! Ini 5 Tips Penting dari Damkar Kukar
BACA JUGA: Risiko Kebakaran Meningkat saat Ramadan, Disdamkarmatan Samarinda Ungkap Penyebabnya
Meski demikian, penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan oleh pihak kepolisian untuk memastikan penyebab pasti kebakaran tersebut.
Setelah berjibaku selama satu jam lebih 10 menit, tim pemadam berhasil memadamkan api sepenuhnya pada pukul 20.10 WITA. Meskipun seluruh bangunan beserta dokumen penting di dalamnya hangus terbakar, beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Namun, dua relawan mengalami insiden kecil. Salah satu relawan mengalami sesak napas, sementara satu lainnya mengalami luka ringan di tangan akibat terkena material yang terbakar.
"Kami bersyukur tidak ada korban jiwa. Santri dan penghuni pesantren juga dalam kondisi aman," tambah Hendra.
BACA JUGA: Si Jago Merah Bergejolak, Dalam Sepekan Terjadi Kebakaran di Berau pada 4 Lokasi Berbeda
BACA JUGA: 28 Rumah di Kabupaten Berau Ludes, 55 Orang Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Kebakaran
Disdamkartan mencatat bahwa dalam 12 hari bulan Ramadan, sudah terjadi 5 kebakaran di Samarinda.
Dari jumlah tersebut, 3 di antaranya merupakan kebakaran kecil, termasuk kejadian di Bengkuring dan Gang Raudah yang terjadi hampir bersamaan dengan kebakaran di Pondok Pesantren Nabil Husein.
"Kebakaran bersamaan ada tiga titik, di Bengkuring dan di Gang Raudah. Untungnya, kebakaran kecil," ungkap Hendra.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran, terutama yang disebabkan oleh instalasi listrik yang tidak aman.
Pihak Disdamkartan mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dalam penggunaan alat elektronik, terutama selama bulan Ramadan ketika aktivitas meningkat, termasuk penggunaan peralatan listrik saat berbuka puasa dan sahur.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

