Kode untuk Pilpres 2024, Jokowi Dinilai Mulai Tonjolkan Prabowo

Kode untuk Pilpres 2024, Jokowi Dinilai Mulai Tonjolkan Prabowo

Jakarta, Nomorsatukaltim.com - Ada analisa menarik dari Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti. Menurutnya, jika ada babak baru pentas politik nasional di tengah wabah COVID-19 ini, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan unggul.

Terlebih, makin akrab dan mesranya Presiden Jokowi dengan Prabowo. “Jadi bukan saja akrab secara personal berupa makin saling memahaminya kedua tokoh ini secara personal, juga makin padu dan baiknya jalinan politik keduanya,” kata Ray, Selasa (14/7/2020).

Bukan tanpa sengaja misalnya, cara Jokowi memberi amanah tambahan bagi Prabowo. Yakni menjadi ketua ketahanan pangan nasional. Amanah ini sekaligus mengoordinir setidaknya tiga kementerian: Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, dan Kementerian PUPR.

Pengalaman Prabowo yang pernah menjadi ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia salah satu alasan mengapa jabatan ini diembankan kepadanya. Selain itu, lanjut Ray, tugas baru ini membuat asumsi bahwa ketahanan pangan bagian dari pertahanan nasional.

“Tapi, di luar kelayakan argumen itu, pilihan ini tak lepas dari jalinan makin dekatnya hubungan personal Jokowi dengan Prabowo. Ada kesan kuat, Jokowi mulai menonjolkan Prabowo. Masuk ke sektor yang berhubungan langsung dengan kebutuhan publik,” tuturnya.

Bahkan, sambung Ray, kebutuhan sangat strategis yakni menyangkut kebutuhan pangan masyarakat. Dengan sendirinya, jabatan baru ini akan menarik Prabowo ke persoalan harian masyarakat. Membuat Prabowo bahkan akan tampil tiap hari. Untuk menjelaskan langkah atau tindakan pemerintah. Dalam menghadapai ancaman kelangkaan pangan nasional.

Menurut Ray, bila hasilnya memadai, secara otomatis akan menaikkan popularitas Prabowo menuju Pilpres 2024. Jika sebaliknya, dapat memudarkan namanya di pentas politik nasional di hari-hari ke depan.

Jokowi dan Prabowo sama-sama melihat bahwa jabatan menhan memang bergengsi. Tapi tidak populer. Sehingga pengalaman enam bulan terakhir ini menegaskan keakraban keduanya di pentas politik.

Mantan aktivis 98 asal UIN Jakarta ini menganggap, nama Prabowo redup sekali pun tidak jatuh. Popularitas dan elektabilitasnya hanya berkutat di angka 20 persen. Sementara pesaingnya yang lebih muda, popularitas dan elektabilitasnya tampak cukup dinamis.

“Maka Prabowo membutuhkan jabatan yang bukan saja strategis atau bergengsi. Tapi juga memberi dampak pada popularitas. Saya kira jabatan ini bagian dari upaya mendongkrak kembali popularitas Prabowo oleh Pak Jokowi. Jadi, kita tunggu langkah apa saja yang akan dilakukan oleh Pak Prabowo ke depan,” katanya. (bz/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: