Awas Corona di Absen Sidik Jari

Awas Corona di Absen Sidik Jari

PENAJAM, nomorsatukaltim.com - Absensi menggunakan sidik jari (fingerprint) kembali diaktifkan di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU). Sejalan dengan penerapan protokol kesehatan menuju adaptasi kebiasaan baru sepekan lalu.

Sebelumnya, sejak Maret absensi dirubah menjadi manual."Kami tetap mengharapkan untuk mematuhi protokol kesehatan COVID-19 menuju adaptasi kebiasaan baru dalam memasuki tatanan kehidupan baru," kata Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) PPU, Arnold Wayong, Senin (13/7).

Hingga saat ini PPU masih ditetapkan sebagai daerah zona kuning. Menyisakan satu pasien positif COVID-19 per kemarin.

Adapun penerapan itu dimulai di lingkungan pemerintahan terlebih dahulu. Selain mengaktifkan kembali absensi fingerprint, meniadakan work from home (wfh) serta apel juga mulai dilaksanakan kembali.

"Yang terpenting itu protokol kesehatan dijalankan. Jaga jarak, masker, penggunaan hand sanitizer dan tidak berkumpul," ujarnya.

Kendati begitu, timbul kekhawatiran di lingkungan pegawai pemerintah. Pasalnya di beberapa daerah COVID-19 memapar melalui aktivitas ini.

"Apalagi saat ini ada kabar bahwa penularan bisa melalui fingerprint. Bahkan itu sudah terjadi di Semarang," kata salah satu pegawai yang enggan namanya diwartakan.

"Bukannya tidak mau menjalankan aturan. Tapi dalam keadaan seperti saat ini rasa-rasanya semua masih perlu waspada," imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut Sekretaris Daerah (Sekda) PPU Tohar menjelaskan, telah ada surat edaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kemenpan RB). Surat itu mengimbau absensi pemerintahan untuk diberlakukan secara online.

Tapi, Pemkab PPU masih belum memiliki perangkat berbasis online.  Jadi saat ini satu-satunya perangkat yang dimiliki masih dengan sistem fingerprint.

"Kita belum punya perangkat itu. Sehingga menggunakan instrumen atau perangkat fingerprint satu satunya yang kita miliki," ungkapnya.

Soal kekhawatiran pegawai, ia menegaskan kuncinya ada di protokol kesehatan. "Saya harap, pegawai tidak membayangi sisi psikologis akan mudah terjangkit melalui absensi. Sepanjang kita komitmen menjaga kesehatan dan menjalankan protokol standarnya itu tidak akan terjadi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: