Berhitung Untung dari Rapid Tes

Berhitung Untung dari Rapid Tes

Rizal menjelaskan, jika immunoassay tidak membutuhkan cairan tambahan yang banyak. Uji semplingnya bisa banyak. Bisa ratusan. Sedangkan chip atau kotak, masih membutuhkan cairan tambahan, seperti reagen. Harganya lebih mahal. Juga tidak bisa dalam jumlah banyak.

"Jauh sekali perbedanya antara immunoassay dengan chip atau kotak yang banyak digunakan saat ini," jelasnya.

Distributor rapid tes seperti Kimia Farma, juga mengaku mengikuti aturan kebijakan dari Kementrian Kesehatan. Mematok biaya rapid sebesar Rp 150 ribu. "Kita sudah mengikutinya, jadi sesuai surat edaran yaitu Rp 150 ribu sekali rapid," ujar Kepala Cabang Lab Kimia Farma Balikpapan Maria Sipayung.

Sebelum adanya surat edaran Kemenkes, diakuinya jika Kimia Farma masih memberlakukan harga lama. Yakni Rp 230 ribu sekali rapid tes. Selain distributor, Kimia Farma juga melayani pemeriksaan cepat COVID-19. "Kita disini enggak banyak sih ya yang rapid, sehari normalnya paling antara 10-12 orang saja," tambahnya.

Di Kimia Farma sendiri, untuk kit rapid tesnya menggunakan merek Biozenk. Produk ini diimpor dari Izenk International Trading BV di Apeldoorn, Gelderland, Belanda. "Untuk merek dan asal rapid tes kita mungkin sudah pada tahu semua ya, darimana itu, kan sudah cukup ramai juga," ujarnya.

KEBUTUHAN PEKERJA

Tes cepat kini menjadi kebutuhan warga. Baik yang akan melakukan perjalanan keluar kota, atau syarat bekerja. Seperti para pekerja tambang yang bekerja di lokasi tertentu. Mereka wajib melakukan tes kesehatan tersebut sebelum kembali beraktivitas.

Seperti Haikal (31), warga Kelurahan Muara Rapak. Ia melakukan rapid tes untuk kembali bekerja di sebuah perusahaan alat berat. Ia mengaku, dengan sif kerja sebulan di lokasi dan dua minggu di rumah (libur), setiap karyawannya diwajibkan melakukan rapid tes.

"Ini untuk keperluan kerja. Jadi sebelum naik kita harus rapid dulu," ujarnya saat ditemui di Klinik Prodia.

Selama 9 tahun bekerja di bidang alat berat, dirinya baru beberapa bulan ini melakukan rapid tes. Dan mau tak mau ia pun mengikuti kebijakan tersebut. Namun, Haikal bersyukur dengan telah berlakunya penyesuaian harga rapid tes ini.

"Alhamdulillah ya mas kalau sudah turun harganya, kemarin yang pertama kan ya harganya lumayan. Apa lagi ini sejak corona kita selalu ada rapid tes," tambahnya.

Sama halnya dengan Haikal, Yogi Rianto (37) warga Kelurahan Gunung Sari Ilir juga harus menjalani rapid tes agar bisa kembali bekerja di perusahaannya. "Sekarang jadi wajib mas rapid begini," ujar Yogi. (bom/dah)

Tarif Rapid Test dan PCR/TCM Mandiri Faskes Balikpapan

(Update Per 1 Juli 2020)

1. RS Balikpapan Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: