Jalur Darat Rawan

Jalur Darat Rawan

Iswahyudi

Tanjung Redeb,Disway – Sempat dinyatakan tertular Orang Tanpa Gejala (OTG) di Berau, pasien terkonfirmasi COVID-19 berinisial JS (Berau-45) yang diduga anggota Polri, ternyata tertular anaknya sendiri yang pulang dari Manado, Sulawesi Utara.

Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi, mengakui hal tersebut saat dikonfirmasi terkait kabar yang beredar.

Berdasarkan hasil tracing yang dilakukan pihaknya, penambahan kasus ditegaskannya, bukan dari OTG.

Berau-45 diduga terpapar oleh anaknya yang berstatus mahasiswa, yakni FCS atau Berau-47. Setelah pihaknya memberikan pertanyaan cukup banyak, akhirnya pihak keluarga mengakui bahwa FCS baru saja pulang dari Manado, Sulawesi Utara.

Saat perjalanan pulang ke Bumi Batiwakkal-sebutan Kabupaten Berau. Di Balikpapan, FCS tidak bisa melanjutkan perjalanannya melalui jalur udara, lantaran hasil Rapid Diagnostic Test (RDT) reaktif.

“Yang jelas terhambat di Bandara, karena hasil rapid test-nya itu reaktif,” tegas Iswahyudi kepada Disway Berau, Kamis (9/7).

Karena tidak diperkenankan untuk berangkat melalui jalur udara, FCS mengambil alternatif dengan menggunakan jalur darat dari Balikpapan menuju Berau. “Nah dia naik travel,” imbuhnya.

Dengan demikian, opini terkait banyaknya OTG yang ada di Berau bisa terbantahkan. Dikarenakan, sumber penularannya telah diketahui.

“Jadi memang bisa kami pastikan bahwa, JS dan anggota keluarganya terpapar oleh Berau-47,” ungkapnya.

Kendati demikian, tracing yang dilakukan pihaknya masih terus berjalan. Pasalnya, Berau-47 saat di Berau tidak berlaku kooperatif dengan mengabaikan protokol kesehatan.

“Ia juga tidak karantina saat di Berau,” tuturnya.

Dari hasil tracing itu juga didapati, sekira 53 orang kontak erat. Seluruhnya telah dilakukan swab tes, dan 42 orang hasilnya telah keluar, 39 orang negatif dan 3 orang positif COVID-19.

Pemeriksaan 42 sampel berdasarkan hasil di Klinik Tirta Medical Center sebanyak 18 sampel, dan 24 sampel melalui Tes Cepat Molekuler (TCM) COVID-19 di RSUD dr Abdul Rivai.

Sementara, 11 sampel lainnya dikirim ke Samarinda, untuk uji lab.

“Beberapa sampel kami kirim ke Laboratorium Kesehatan Provinsi,” bebernya.

Dari total sekira 53 orang tersenit, ada sekira 30 orang teman kantor JS dan EAS yang telah menjalani karantina atau isolasi mandiri. Dari seluruh kontak erat pasien terkonfirmasi itu, dikatakannya ada yang telah muncul gejala. Sehingga statusnya bisa dikatakan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).

“Bahkan ada satu orang yang sudah bisa dikatakan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP),” tegasnya.

Kasus yang terjadi saat ini cukup merepotkan bagi pihaknya.
Pasalnya, tidak sedikit orang yang telah bercengkrama dengan pasien tersebut.“Karena mereka cukup aktif di lapangan,” katanya.

Iswahyudi mengingatkan, agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan. Karena Kabupaten Berau masih memiliki potensi lonjakan jumlah pasien terkonfirmasi.

“Tapi semoga tidak. Saya minta semua orang tetap pakai masker dan bawa hand sanitizer,” harapnya.

Dengan rawannya pintu masuk ke Bumi Batiwakkal melalui jalur darat, Dinas Perhubungan (Dishub) Berau, meningkatkan pengawasan di perbatasan wilayah.

Kepala Dishub Berau, Abdurrahman mengatakan, penjagaan itu sangat diperlukan mengingat Bumi Batiwakkal belum benar-benar aman dari COVID-19.

“Kami memang belum melakukan pelonggaran terhadap penjagaan pintu masuk melalui jalur darat,” ujarnya kepada Disway Berau, Senin (6/7) lalu.

Dia mengungkapkan, saat kendaraan masuk wilayah Berau, pihaknya melakukan pendataan dan mengukur suhu tubuh. Selain itu, orang yang masuk melalui jalur darat juga akan diminta berkas pendukung sesuai aturan yang berlaku.

“Jika dia dari luar Kalimantan, maka akan kami minta KTP dan surat keterangan rapid test-nya,” katanya.

Lanjutnya, jika melalui jalur darat, penyaringan masyarakat yang masuk ke Berau cukup ketat. Bahkan, di beberapa daerah pun sudah dilakukan hal serupa sebelum masuk ke Berau.

“Kalau ada rombongan dari Samarinda, kan mereka melewati beberapa daerah. Dan setahu saya, itu pun mereka diperiksa,” ungkapnya.

Namun, tidak semua pintu masuk bisa dipantau oleh pihaknya. Pasalnya, tidak memiliki wewenang untuk pengawasan jalur laut.

“Kalau dari ada rombongan dari Tarakan, kami tidak bisa memantau itu. biasanya rombongan dari Tarakan kalau mau ke Berau, mereka lewat Pulau Derawan,” tuturnya.

Menurutnya, hingga saat ini protokol kesehatan itu masih terus digaungkan. Dan Dia mengimbau kepada para pengguna jalan agar tetap menggunakan masker saat berkendara.

“Kalau naik motor silakan pakai masker. Jadi pernapasan jauh lebih aman. Sudah terhindar dari COVID-19, terhindar pula dari debu jalanan,” terangnya. */fst/app

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: