Rumah Sakit Pertamina Balikpapan Berganti Kepemimpinan, Dokter Kelahiran Kampung Baru Jabat Dirut
Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) berganti kepemimpinan. dr M Noor Khairuddin diangkat menjadi dirut RSPB. Menggantikan dr Syamsul Bahri. Yang kini bergabung dalam manajemen Rumah Sakit Pertamina (RSP) Jaya, Jakarta Pusat.
-------------
Ryan Amantha
Proses sertijabnya direncanakan berlangsung, Rabu (8/7) hari ini. Namun sowan dengan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi dilakukan kemarin. Bersamaan dengan rilis tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Khairuddin sebelumnya menjabat wakil direktur utama. Ia merupakan dokter spesialis bedah. Lulusan Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
Kata Khairuddin, menjabat dirut RSPB di masa pandemi menjadi tantangan. Di mana RSPB sudah berkomitmen mengawal Pertamina Group beserta anak perusahaannya dalam menghadapi COVID-19.
"Saya kira tantangannya mengendalikan kasus terpapar agar tidak merebak di Refinery Development Master Plan (RDMP)," ujarnya, saat ditemui di Balai Kota, kemarin.
Menurutnya selama beberapa pekan terakhir, RSPB selalu melakukan koordinasi setiap hari dengan tim kesehatan RDMP. Baik RDMP Refinery Unit (RU) dan RDMP Join Operation (JO). "Setiap hari kami juga dimonitor oleh Kementerian BUMN," katanya.
RSPB merupakan salah satu rumah sakit yang mendapat alat Polymerase Chain Reaction (PCR) dari Kementerian BUMN. Dan saat ini dituntut untuk memberi laporan lebih cepat. Terkait banyaknya pekerja dari RDMP yang terkonfirmasi positif.
Setiap harinya, lanjut Khairuddin, RSPB menangani sekitar 140 sampel swab. Namun ia mengaku sudah mengambil kebijakan baru. Menaikkan kapasitas sampel yang bisa ditangani RSPB setiap harinya. Yang akan memeriksa 180 sampel swab. Bahkan bisa digeber sampai 200 sampel per hari. "Kita sudah komitmen dengan RDMP. Di mana pemeriksaan hari ini, besok sudah harus keluar hasilnya," kata pria kelahiran Kampung Baru, Balikapan Barat, tersebut.
Namun jika kondisi peningkatan kapasitas itu masih kurang. Ia sudah merencanakan jalur alternatif. "Apakah nanti sampelnya kita kirim ke rumah sakit daerah atau langsung ke RSP Jaya di Jakarta," imbuhnya.
Sampai saat ini, RSPB sudah mengeluarkan pasien sembuh sebanyak 113 orang. Sedangkan khusus untuk pekerja sektor migas yang dinyatakan sembuh, jumlahnya hampir setengah dari total pasien sembuh. "Saat ini fifty-fifty, sebab pekerja migas kebanyakan OTG," ungkapnya.
Menurutnya, kebanyakan pekerja migas terdeteksi reaktif atau positif saat akan berangkat ke lokasi kerjanya. Dalam kondisi kesehatan yang baik, namun menjadi carrier COVID-19. "Makanya perawatannya biasanya pendek, antara tujuh sampai delapan hari karena kondisinya sehat dan imunnya kuat. Masalahnya OTG ini menularkan," katanya.
Menurutnya, tantangan RSPB di masa pandemi tidak mudah, sebab cakupan RDMP cukup luas. Beberapa pekerjanya tinggal di mess bersama rekan-rekannya. Sebagian lagi tinggal di permukiman. "Besok kita akan bicarakan lagi dengan tim kesehatan RDMP," imbuhnya.
Sementara itu, kapasitas ruang dan tempat tidur di RSPB masih mencukupi. Pihaknya sudah menyiapkan 50 tempat tidur perawatan. "Tapi kami bisa maksimalkan. Misalnya menyiapkan sampai 90 bed. Itu sebenarnya amanat kemeterian BUMN. Bahwa kita harus mempersiapkan 50 persen tambahan untuk penanganan COVID-19," tuturnya. (ryn/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: