Tembok Pagar SMPN 19 Balikpapan Sudah Dua Kali Roboh Diterjang Banjir
Balikpapan, Diswaykaltim.com - Hujan yang mengguyur Kota Balikpapan beberapa hari terakhir menyebabkan longsor. Seperti terjadi di kawasan RT 16 Kelurahan Lamaru, Balikpapan Timur, Minggu (5/7) pagi.
SMPN 19 dan permukiman warga RT 16 Kelurahan Lamaru menjadi korbannya. Di mana dinding pagar sekolah tersebut roboh. Selain itu permukiman warga juga ikut terendam air.
"Selain sekolah ini, juga ada 10 rumah warga kami yang terimbas banjir. Ketinggian air mencapai lutut orang dewasa,” ujar Ketua RT 16, Husin Amran.
Banjir akibat hujan menyebabkan adanya aliran air. Yang menghantam tembok pagar sekolah. Air mengalir deras hingga rumah warga di sekitar. Kejadian ini mulai dirasakan sejak hujan turun pada Jumat (3/7) lalu.
"Rumah warga bagian bawah (dekat sekolah) yang kena. Kalau untuk kejadian itu hujan juga deras. Karena air (laut) juga pasang, air yang turun juga besar, jadi tergenang rumah warga,” jelasnya.
Dari pantauan di lapangan, jika areal luar pagar sekolah, masih berupa rawa-rawa. Aliran drainase-nya pun belum maksimal. Mengingat masih berbentuk alami. Hingga saat hujan deras, berimbas tak kuatnya menahan volume air, dan menghantam pagar tembok sekolah.
“Ini sekolah dikelilingi permukiman dan perumahan juga. Buangan airnya langsung ke sini (rawa). Karena salurannya (drainase) kurang bagus, jadi berimbas. Pihak kelurahan, LPM sudah melihat semua. Jadi tinggal menunggu tindaklanjutnya,” tambahnya.
Sebelumnya, kejadian serupa pernah terjadi akhir 2018. Di mana pagar sekolah juga mengalami roboh. Namun usai diperbaiki, kembali roboh. Tak ingin kejadian tersebut terulang ketiga kalinya setelah dilakukannya perbaikan, Husin pun berharap drainase sekitar rawa lebih dulu diperbaiki.
“Kalau bisa drainase di rawa ini ditingkatkan kualitasnya. Karena pusatnya di situ saluran air. Tak bisa mengajukan, karena bukan masuk di RT 16,” ujarnya.
Saat ini sisa tembok yang masih berdiri diberi kayu sebagai penahan. Ruang kelas dan lantai terlihat sangat jorok. Karena masih adanya sisa tanah bekas banjir.
Bahkan terpaksa beberapa bagian sudut kelas, dijebol guna mempercepat laju air keluar. Meja dan kursi belajar pun kini masih tersusun di luar kelas. (bom/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: