Melihat Kolam Tambang Milik PT IMM yang Akan Dimanfaatkan PDAM Bontang

Melihat Kolam Tambang Milik PT IMM yang Akan Dimanfaatkan PDAM Bontang

Rencananya air dipompa melintasi perbukitan. Kemudian dialirkan menuju Bontang. Mengandalkan hukum gravitasi. Tanpa tambahan teknologi lagi. Rekayasa gravitasi sudah dipraktikkan di kawasan pertambangan.

Air dari kolam dekat kantor Km-30 dialirkan menuju camp pekerja. Berjarak 7 kilometer dari Water Treatment Plant (WTP). Tanpa pompa. Memanfaatkan hukum gravitasi tadi. “Untuk di Bontang juga bisa seperti itu, memanfaatkan hukum alam,” ucap Taryono.

Kualitas air di dua lubang kolam tambang diyakini lebih baik. Indominco sudah menguji kualitasnya. Jauh lebih baik. Lebih baik dari baku mutu yang disyaratkan.  Tingkat keasaman 8,64 pH lebih tinggi ketimbang nilai ambang batas dari standar baku mutu Air Limbah Tambang (Perda Nomor 11/2011), mencapai 6 – 9. Makin tinggi pH makin baik, tidak asam.

Begitupun dengan tingkat kekeruhan. Hanya 23 miligram per liternya, padahal ambang batas mencatat minimal 250 mg/liter. Lebih rendah berkali-kali lipat.

Kandungan logam besi (fe) pun rendah. Baku mutu air mensyaratkan minimal kandungan besi di dalam air sebesar 7 mg/liter. Namun unsur besi di air lubang void L11N1 ini hanya 0,06 mg/liter. Sedangkan, kandungan logam mangan (Mn) hanya 0,04 mg/liter jauh lebih rendah ketimbang baku mutu 4 mg/liternya.

Indominco pun membeber hasil uji laboratorim oleh pihak ketiga. Pada 2019 lalu, Sucofindo diminta menilai kualitas air. Berdasar Permenkes Nomor 492/2010 Tentang Baku Mutu Air Minum. “Makanya kami berani memberikan air ini untuk sumber bahan baku,” ungkapnya.

HARGA PRODUKSI MURAH

Masih dari pengolahan air baku di Indominco. Perusahaan tambang ini mengolah air dari sumber mandiri. Cekungan air di kawasan konsesi dimanfaatkan sebagai bahan baku air. Letaknya di Pos kantor Km-30.

Danau besar ini kapasitasnya 790 meter kubik. Danau ini sengaja dibuat untuk menampung air. Kolam tadah hujan. Didirikan sejak 20 tahun lalu. Air dimanfaatkan untuk keperluan operasional hingga air minum. Melalui proses pengolahan WTP tadi.

WTP milik Indominco tak besar. Kapasitas hanya 7,2 liter per detik. Ketimbang milik PDAM Tirta Taman mencapai 40 liter per detik (WTP Bhayangkara). Tapi biaya pengolahan air lebih murah. Karena proses pengolahan tak perlu lama, alhasil bahan kimia pun bisa ditekan.

Untuk 1 liter produksi air di WTP Km30, Indominco hanya merogoh kocek Rp 1.800 sampai Rp 2.500 per meter kubik. Jauh lebih murah ketimbang PDAM Tirta Taman saat ini, harga produksi Rp 4.900-an per meter kubik.

Eksternal Indominco Mandiri, Yulianus menambahkan bahan kimia bisa ditekan dari proses pengolahan air permukaan. Kualitas keasaman atau pH lebih baik. Apalagi tingkat kejernihan, karena dikelilingi kawasan hijau (hutan).

Di danau KM 30, keasaman atau pH usai melalui pengolahan bisa mencapai 7,3. Sedangkan tingkat kekeruhan 0. “Yah proses di WTP bisa lebih singkat, artinya bisa menekan biaya juga,” tuturnya.

WACANA BENTUK PANSUS

Tawaran air di bekas lubang tambang juga direspons DPRD Bontang. Bahkan mereka melakukan studi banding ke PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Kutai Timur (Kutim), yang informasinya sudah lebih dulu memanfaatkan air di lubang bekas tambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: