Pertamina Terapkan Protokol Kesehatan dengan Ketat sejak Awal

Pertamina Terapkan Protokol Kesehatan dengan Ketat sejak Awal

Roberth MV Dumatubun, Region Manager Comm, Rel & CSR Kaltim. (Andrie/Disway)

Balikpapan, Diswaykaltim.com - Pemkot menyatakan terdapat klaster migas selama pandemi. Hal tersebut terjadi di Pertamina.

Region Manager Comm, Rel & CSR Kalimantan, Roberth MV Dumatubun mengaku, selama ini Pertamina ketat menerapkan protokol kesehatan. Bahkan untuk di perusahaan migas, Pertamina menjadi percontohan.

Robert mengklaim, jika dilihat antara protokol kesehatan atau protokol COVID-19 di Pertamina RU V, Pertamina MOR VI semuanya sama, baik prosedur maupun penanganan.

"Di Balikpapan ada Pertamina RU V, Pertamina MOR VI, RDMP, PHM, PHKT, Pertamina EP. Ini satu komando. Artinya dilakukan rapat terpusat dengan Pertamina Jakarta," ujarnya.

Lanjut Robert, saat seorang pekerja di Pertamina terjangkit COVID-19, bahkan kini menjadi klaster. Sedikitnya tiga orang menjadi pasien positif. Dirinya menjelaskan, banyak cara masuknya virus tersebut ke tubuh seseorang. Dan ini dapat menyerang siapa saja di dunia.

"Sangat beragam masuknya. Jadi bayangkan dengan prosedur kesehatan dan protokol COVID-19 yang begitu tegasnya di kami, masih saja terjadi," jelasnya.

Usai menemukan kasus COVID-19 di Pertamina, ia telah melakukan screening dan pengecekan lebih ketat bagi para pekerja.

Dijelaskannya, suhu tubuh di atas 37 derajat tidak boleh masuk kerja. Pihaknya sudah melakukan aplikasi health monitoring. Jadi seluruh tenaga kerja Pertamina wajib absen digital dan dua minggu survei kesehatan ini wajib. “Selama 14 hari kemarin, apa saja dilakukan dan 14 hari ke depan apa saja yang akan dikerjakan. Kami sudah bekerjasama dengan pemkot," tegasnya.

Apakah Pertamina merasa "kecolongan" dengan terjadinya klaster migas ini, Robert menyebut tidak.

"Virus ini tidak terlihat. Kalau kecolongan, kami sudah kunci pintu dan jendela. Tapi gemboknya dihancurkan atau dicongkel. Kalau COVID-19 ini kita sama-sama harus melakukan proteksi maksimal," jelasnya.

Justru Robert menyebutkan, Pertamina telah melakukan protokol kesehatan yang ketat. Namun masih saja ada pekerja kena. Maka bisa saja di luar jam kerja justru pegawai tersebut tidak melakukan protokol kesehatan.

"Kenanya di mana, itu yang sedang kami lakukan. Begitu muncul, langsung kami evaluasi protokol dan prosedur. Bisa saja yang bersangkutan tidak menerapkan protokol COVID-19 di rumah," imbuhnya.

Sebelumnya, Tim Gugus Tugas, Sabtu (20/6) menyatakan pasien positif dari migas telah bertambah. Berdasarkan hasil tracing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: