Air Kolam Tambang, Solusi PDAM Bontang dalam Mengatasi Krisis Air

Air Kolam Tambang, Solusi PDAM Bontang dalam Mengatasi Krisis Air

Manajer Teknik PDAM, Mulyadi berasumsi kebutuhan air bawah tanah tak bisa bertahan lama. “Mungkin kalau pemakaian seperti sekarang 2030 kita krisis air,” ujar Mulyadi kepada wartawan, Jumat (26/6).

Menurutnya, alternatif sumber air permukaan bersifat mendesak. Jika tak ingin Bontang krisis air ke depan. Tapi air bekas tambang harus dikaji mendalam. Pertimbangan keselamatan tetap utama bagi perusahaan daerah ini.

Sampai sekarang, PDAM sudah menguji rencana penggunaan air kolam bekas tambang. Walaupun belum komprehensif. Hanya tahap awal. Hasilnya, kandungan besi dari air kolam masih ada. Tapi lebih kecil dari sumber air bawah tanah.

Air Eks Kolam Tambang Bisa Digunakan, Asal Metode Treatment Tepat

Air bawah tanah-yang sekarang dipakai- kandungan Ferum (fe)nya bisa mencapai 14. Butuh sentuhan teknologi, untuk mengurangi kandungan besi di air. Teknologi ini disebut aerasi. Caranya sederhana, air cukup diangin-anginkan. Supaya kandungan besi di dalam air diikat oleh oksigen (udara).

Risiko air bawah tanah memang seperti itu. Kandungan besi di dalam air pasti tinggi. Berbeda dengan air permukaan. Kolam tambang jumlah zat besi jauh lebih rendah. “Kandungan fe-nya hanya 1, tak lebih dari 2,” jelas Mulyadi.

Tapi tetap harus melalui proses aerasi. Agar mengurangi kandungan besi tetap di bawah 1, sesuai standar air layak konsumsi.

Menurut Mulyadi penggunaan air kolam tambang memang lebih hemat. Ongkos pengeloaan air bisa ditekan, ketimbang air sumur dalam.

Hasil kedua, yakni tingkat kekeruhan. Air tambang sekilas sangat jernih. Kemungkinan proses turbidity atau penjernihan bisa lebih baik. “Iya mungkin lebih murah, karena kan kalau dilihat jernih tidak keruh,” ujarnya.

Kemudian, hasil uji pH air asal lubang tambang lebih tinggi. Hampir menyentuh pH-7. Jauh lebih baik, ketimbang air bawah tanah yang hanya pH 6. Makanya, selama ini butuh tambahan bahan kimia agar pH air PDAM bisa meningkat. “Yah ada 3 lah parameternya, kalau 4 itu mungkin ditambah dengan kuantitas,” ungkapnya.

Namun, uji sampel awal ini tidak cukup. Uji laboratorium harus dilalui, sebelum rencana ini bisa diwujudkan. Tes paling penting, yakni mengetahui kandungan logam berbahaya. Seperti arsenik atau merkuri di dalam air lubang tambang. Sekarang, tes belum sampai ke meja laboratorium, baru tahap uji awal.

“Kalau zat logam arsen atau merkuri harus dipastikan tidak ada, karena berbahaya,” ungkapnya.

KECAMAN JATAM

Rencana penggunaan air kolam tambang sebagai bahan baku air PDAM dikecam Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim. Jatam menilai kualitas air kolam tambang berbahaya bagi kesehatan. Kandungan logam berat di dalam air bisa memicu penyakit serius.

Dinamisator Jatam Kaltim, Pradarma Rupang mengatakan, rencana pemanfaatan air kolam tambang pilihan keliru bagi Kota Bontang. Pihaknya mengaku telah menguji sejumlah air kolam tambang di beberapa wilayah. Kandungan logam berat seperti mangan, besi ataupun aluminium.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: