Mystic Janine

Mystic Janine

Pulau Jamaika, kata Janine, mirip sekali dengan Bali. Sama-sama beriklim tropik. Jenis buah dan tanamannya pun banyak yang sama. Hanya di Bali lebih banyak lagi.

"Anda kan sudah sering ke Amerika. Suatu saat harus ke Jamaika," ujar Janine pada saya kemarin malam. Lewat email. "Hanya tingkat kriminalitas di sana lebih tinggi," ujarnyi.

Memang itulah yang saya baca di media. Yang juga jadi keluhan turis dari Amerika. Tahun lalu saja 2 orang Amerika terbunuh --dirampok di villa mereka.

"Tapi kalau tahu harus ke mana dan dengan cara apa akan baik-baik saja," ujar Janine.

Selama 4 bulan di Bali Janine banyak bergaul dengan seniman. Ia juga kenal musisi Indonesia. Salah satunya Ras Muhamad --raja reggae Indonesia. Yang nama aslinya Muhamad Egar itu.

Janine sempat mewawancarai Ras untuk YouTube-nyi. Tentang lagu terbaru Ras  --Salam-- yang cukup mengena untuk pasar Indonesia.

Di Salam, rasa Jawa dan Islam Ras cukup kental. Itulah latar belakang budayanya. Yang tidak pernah luntur. Meski Ras lama tinggal di Bronx --New York. Ia sekolah di sana. Kuliah di sana. Baik saat ibunya masih menjadi diplomat di New York maupun sesudahnya.
Dengarlah sendiri Salam-nya.

Tentu Janine berterima kasih pada sponsornyi: Rumah Sungai Villas. Itulah hotel villa yang ada di Ubud. Yang lokasinya di perengan sungai yang curam. Juga di perengan terasiring persawahan.

Lokasi villa ini tidak jauh dari Taman Safari Gajah di Ubud. Hanya 15 menit dari situ. Pemiliknya seorang profesor dari Jamaika. Sejak lama Professor Michael Morrissey tinggal di Jakarta. Sebagai konsultan asing. Lalu jatuh cinta pada Indonesia.

Ia seorang budayawan. Ia profesor bidang pendidikan. Ia pernah mengajar di West Indies University.

Prof Morrissey lantas mensponsori program untuk Janine itu. Sudah banyak seniman Jamaika yang ia undang untuk program seperti itu di Bali.

Terakhir Janine itu. Kalau saja tidak ada Covid-19 sudah diundang yang lain lagi.

"Sebagai penyanyi dan penulis lagu saya memanfaatkan waktu di Bali untuk mengenal alat-alat musik yang baru, seni pentas, dan bekerja bersama dengan para seniman di sini," kata Janine.

Di villa itu Janine tidak sengaja berkenalan dengan alat musik ukulele. Itu milik seorang staf yang bekerja di villa. Pemiliknya sendiri belum bisa memainkannya. Janine mulai pegang-pegang itu ukulele. Toh dia sudah biasa pegang gitar.

Ketika memetik-metik senar ukulele itulah muncul inspirasi lagu baru. Dia merasa ada suasana mistis di situ. Itulah lagu yang kemudian dia gubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: