Nangis Tes

Nangis Tes

Berkat metode Andani itu sampel dari Padang sendiri kini sudah menipis. Gubernur Sumbar  Irwan Prayitno pun menyasar ke kabupaten-kabupaten di luar Padang.

Metode baru seperti apa sih yang dilakukan dr. Andani? Bagaimana praktek yang dilakukan di lab pimpinan dr. Andani itu? Sampai kapasitasnya bisa naik begitu drastis?

Dokter Andani melakukan ini: tiap lima sampel dijadikan satu. Lalu dites. Kalau hasilnya negatif berarti lima sampel cukup dites sekali. Barulah kalau hasilnya positif dicari botol yang mana yang positif itu.

”Biaya tes juga menjadi turun drastis. Bisa turun 70 persen,” ujar Dokter Andani.

Di lab Fakultas Kedokteran Universitas Andalas itu bekerja 55 orang. Kebanyakan mahasiswa kedokteran tahap akhir di sana. 

Peningkatan kapasitas tes itu tidak memerlukan tambahan peralatan apa pun. Semuanya sama. Hanya metodenya saja yang berbeda. 

Berarti lab yang lain bisa meniru?

”Bisa sekali,” tegasnya dokter Andani.

”Boleh?” 

”Boleh sekali. Ini kan untuk kepentingan nasional,” jawabnya. 

Untuk bisa mengerjakan itu, katanya, yang diperlukan hanya militansi dan jiwa mengabdi. Dua-duanya memang ada di dokter Andani. Ia adalah aktivis mahasiswa. Ketika sudah jadi dokter ia tetap aktivis. Sikap militan adalah jiwa seorang aktivis. 

Ia juga pengabdi. Pasien yang datang ke tempat prakteknya boleh tidak membayar. Karena itu praktek dokternya ramai sekali. Sampai larut malam.

Ia juga menolak diberi penghargaan sebagai dosen teladan. Ia merasa belum banyak yang ia perbuat.

Tapi dengan penemuannya ini rasanya ia sangat layak untuk mendapat penghargaan. Soal ia tidak mau menerima biarlah itu menjadi sikap mulianya.

Dokter Andani kini juga sudah menyelesaikan karya tulisnya. Terkait dengan terobosan yang ia temukan itu. Dalam bahasa Inggris. Sudah siap dikirim ke jurnal internasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: