Sekolah Normal Baru

Sekolah Normal Baru

Masuk Dua Hari, Jumlah Siswa Dikurangi

“Skenario-skenario itu sudah ada, kita tinggal menunggu teknisnya seperti apa. Tinggal kita atur saja dan dikombinasikan antara kebijakan Kemendikbud dan daerah,” ujar Muhaimin.

Sedangkan untuk protokol kesehatan di sekolah. Pihak sekolah pun telah mempersiapkan. Karena telah diberikan kelonggaran dana bantuan operasional sekolah (BOS) bisa digunakan untuk membeli alat pengukur suhu tubuh, hand sanitizer dan masker.

“Mereka (sekolah) sudah ada anggarannya. Pada dasarnya kesehatan pendidikan sesuai protokol COVID-19 sudah ada di sekolah,” imbuh mantan Ketua KNPI Balikpapan itu.

Namun demikian, masih ada beberapa persoalan yang ditemui apabila new normal diterapkan. “Pertama apakah belajarnya tetap di sekolah atau daring saja. Ini yang belum kita dapatkan,” sebutnya. Bukan hanya itu, pengaturan siswa setelah sekolah juga masih dalam pembahasan.

Menurutnya, dari beberapa persoalan yang ditemukan tersebut ada beberapa solusi. Di antaranya dengan tetap menerapkan belajar daring (dalam jaringan) untuk SD kelas 1,2,3. Sementara kelas 4,5,6 kombinasi belajar daring dan tatap muka.

“Terus misalnya SMP juga seperti itu. Tapi agak susah juga misalnya daring lima hari kemudian (hari) Sabtu tatap muka dengan guru,” ucapnya.

Ia mengatakan, skema tersebut hanya menunggu petunjuk teknis dan kapan diberlakukan new normal. Hingga kini, kata dia, belum ada kepastian karena para pakar masih pro-kontra penerapan new normal di sekolah. 

Meski tahun ajaran baru akan berlangsung pada 13 Juli 2020. Ia menekankan siswa tidak otomatis masuk ke sekolah. “Tapi proses masuk sekolah itulah yang menjadi pikiran bersama,” imbuhnya.

Dari beberapa skema yang disiapkan, tambahnya, hal terpenting adalah screening  guru sebelum pemberlakuan new normal. Karena guru juga harus sehat. “Harus dipilah juga. Misalnya, berapa orang guru yang punya riwayat jantung, sesak nafas, darah tinggi. Nah, kita atur siapa yang harus WFH dan siapa yang harus mengajar di sekolah,” ulasnya.

Muhaimin menambahkan beberapa hal yang harus diterapkan sekolah. Di antaranya, siswa sebelum masuk sekolah harus diperiksa suhu tubuh, menggunakan masker, cuci tangan. Juga membawa peralatan sandiri, seperti bekal makan dan minum, duduk berjarak sesuai protokol kesehatan, jam belajar disesuaikan agar tidak terjadi penumpukan. “Guru-gurunya harus di-screening  kesehatannya,” kata dia.

PPDB ONLINE

Masa libur sekolah akan dimulai 19 Juni mendatang. Bersamaan itu, akan dilakukan penerimaan peserta didik baru (PPDB). Yaitu, jenjang SD akan dilakukan mulai 9 Juni 2020. Sementara SMP pada 23 Juni.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Asli Nuryadin menganggap, wabah COVID-19 membuat sistem PPDB lebih mudah dijalankan. Karena, semua akan dilakukan dengan sistem online.

Masyarakat tidak perlu repot-repot lagi datang ke sekolah hanya untuk melakukan pendaftaran. Untuk di Samarinda sendiri, PPDB tingkat SMP menggunakan sistem online mulai diterapkan sejak 2015 silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: