Sekolah Normal Baru

Sekolah Normal Baru

Tidak mudah. Pemberlakuan kondisi normal baru di sekolah. Mau kembali melakukan metode tatap muka dengan protokol kesehatan? Dibutuhkan banyak ruang. Mau menerapkan sistem daring? Di beberapa daerah diketahui jaringan internetnya tidak stabil.

--------------------------------------------

KEMENTERIAN Pendidikan memang sudah memperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka langsung. Mulai tahun ajaran baru nanti. Pertengahan Juli. Setelah tiga bulan peserta didik belajar dari rumah.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Samarinda Asli Nuryadin harus berpikir ekstra. Ia membayangkan sulitnya mengatur aktivitas belajar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Terlebih bagi murid jenjang sekolah dasar (SD). Ini lebih sulit.

“Secara ekstra kami akan mengajari mereka untuk melakukan protokol kesehatan. Karena, usia tersebut, memang waktunya bermain dengan seusianya,” ungkapnya.

Langkah selain itu, kata dia, nantinya akan dilakukan penjadwalan jam belajar. Karena adanya protokol kesehatan tadi. Yaitu menerapkan physical distancing  atau jaga jarak. Jumlah peserta didik dalam satu kelas akan dikurangi. Karena keterbatasan ruangan, maka membagi jam belajar adalah solusi yang mungkin dilakukan. Apalagi tenaga pendidik juga terbatas.

Hal itu juga berdampak pada jam belajar yang akan dikurangi. Kalau sebelumnya satu jam pelajaran berdurasi 45 menit. Nantinya akan dikurangi menjadi 20 atau 25 menit.

Tapi, perubahan ini masih menunggu instruksi dari Kemendikbud. Disdik, kata Asli, tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

“Mungkin yang awalnya satu kelas ada 30 pelajar, nanti kami akan jadikan setengahnya. Itupun tidak bisa masuk serentak. Karena pasti kelas yang ada di sekolah tersebut kurang. Jadi, akan ada jadwal. Misalnya hari ini kelas 1 sampai 3, besoknya kelas 4 sampai 6,” terangnya.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan berlaku sama. Menyiapkan beberapa skema saat new normal diterapkan. Kepala Disdikbud Kota Balikpapan Muhaimin menyebut ada empat skenario yang sudah disiapkan. Sembari menunggu instruksi dan edaran dari Kemendikbud.

Pertama, pembelajaran akan tetap dilakukan melalui online. Kedua, kombinasi online  dan tatap muka dengan waktu yang diatur kemudian. Ketiga, mengurangi jam belajar. Misal, yang tadinya 8 jam dikurangi menjadi 4 jam.

Keempat, belajar bertatap muka dengan bergantian, mengingat social distancing  juga tetap diberlakukan. Misal dalam ruang belajar yang tadinya 30 siswa, kemudian karena harus jaga jarak dibagi menjadi dua kelas.

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: