Penuh Harap di Semester Genap

Penuh Harap di Semester Genap

Para pelaku usaha di Kalimantan Timur optimistis perekonomian pulih bertahap. Syaratnya: pemerintah memberi kelonggaran. Supaya roda bisnis kembali berjalan. 

Bila melihat sejumlah indikator yang dihimpun data berbagai lembaga, kinerja ekonomi Kaltim  sebenarnya ‘baik-baik’ saja. Badan Pusat Statitik dalam laporannya menyebut, ekonomi daerah ini pada Triwulan I-2020 terhadap Triwulan I-2019 tumbuh sebesar 1,27 persen (yoy).

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 9,92 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh sebesar 5,13 persen.

Sementara Bank Indonesia dalam laporan Kajian Ekonomi Regional memperkirakan perekonomian Kaltim untuk keseluruhan tahun 2020 masih berdaya tahan dengan tumbuh positif, meskipun tidak setinggi pertumbuhan pada tahun sebelumnya, terutama karena masih cukup kuatnya kinerja ekspor dan konsumsi serta investasi.

Berbeda dengan data dua lembaga itu, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) mencatat penurunan realisasi investasi. DPMPTSP Pada Triwulan I-2020, realisasi investasi hanya Rp4,64 triliun, dari Rp21,30 triliun yang ditargetkan.

Realisasi kuartal pertama berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp3,71 triliun. Sedangkan investor asing (Penanaman Modal Asing-PMA) hanya US$64,93 juta atau Rp0,93 triliun. Capaian realisasi investasi pada Triwulan I- 2020 menurun sebesar 49,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 9,24 triliun.

“Selama Triwulan I-2020 ada 545 proyek investasi. 439 proyek berasal dari PMDN, dan 106 proyek investasi asing,” Kepala DPMPTSP Kaltim, Abdullah Sani. 

Melihat berbagai indikator itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim optmistis semester II-2020, investasi kembali bertumbuh. “Ini bisa terjadi apabila pemerintah merespons secara tepat penanganan pandemi, sehingga jumlah kasus COVID-19 di wilayah ini melandai atau turun,” kata Ketua Apindo Kaltim, Slamet Brotosiswoyo, Rabu (3/6).

Slamet menjelaskan, Apindo telah berkomunikasi dengan sejumlah investor yang sudah menyatakan komitmen menanam modal di Kaltim. Para pemilik modal masih menunggu kebijakan pemerintah dalam menangani wabah.

Selama tiga bulan terakhir, Apindo mencatat investasi dan pergerakan ekonomi di Kaltim terhenti. Hanya beberapa sektor usaha yang tetap bergerak. “Investasi yang masuk baru satu yaitu di Kutai Timur untuk metanol. Sementara industri perhotelan dan pariwisata sangat terpukul,” imbuh Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha dan Investasi Yapenti Uniba ini.

Meneruskan suara para anggotanya, Slamet mengharapkan kebijakan normal baru segera diterapkan. “Jumlah kasus sembuh bertambah, kami ingin new normal. Dengan demikian akan ada kegiatan ekonomi dan lainnya,” ujar dia. Meski ada kegiatan, pihaknya memastikan pelaku usaha berjalan sesuai protokol kesehatan.

Apindo meyakini kebijakan normal baru akan berpengaruh pada kegiatan ekonomi masyarakat dan perusahaan. Walaupun belum 100 persen. “Karena selama dua bulan lebih stagnan. Sehingga perusahaan atau pengusaha dimulai dari awal,” ucapnya. Kalangan pengusaha menaruh harapan pertengahan kedua tahun ini roda perekonomian kembali berputar.

Kabupaten Berau Terbesar

Investasi di sejumlah daerah di Kaltim masih terus berlangsung di tengah kondisi pandemi. DPMPT mencatat Kabupaten Berau mendapat kucuran investasi paling besar, yaitu Rp1,88 triliun atau 50,67 persen dari keseluruhan PMDN. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: