Pilkada Kutim Kian Memanas, Ismu Masih Konsen Tangani COVID-19

Pilkada Kutim Kian Memanas, Ismu Masih Konsen Tangani COVID-19

Bupati Kutim Ismunandar saat mengevaluasi progres pembangunan di kabupaten yang dipimpinnya. Meski Pilkada yang dihelat tahun ini kian memanas, orang nomor satu di Kutim ini tengah konsen memerangi wabah corona. (Istimewa) Sangatta, Diswaykaltim.com - Setelah pelaksanaan tahapan Pilkada Kutim ditunda, sejumlah pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati penantang petahana mulai menunjukkan taringnya. Sudah dua paslon yang mendeklarasikan kesiapannya menantang petahana. Salah satunya dari pasangan independen: Abadal Nanang-Rusmiati. Mereka sudah mendaftarkan persyaratan berkas administratif di KPU Kutim. Selain itu, terdapat pasangan Mahyunadi-Lulu Kinsu. Walaupun belum sah terdaftar di KPU Kutim, mereka sudah mendeklarsikan diri di hadapan para tokoh dan pendukungnya. Sementara petahana sempat diisukan akan kembali berpasangan: Ismunandar-Kasmidi Bulang (KB) jilid II. Meski belum sah untuk kembali berpasangan, mereka belum memutuskan “bergandengan atau bercerai” di Pilkada Kutim. Isyarat tersebut timbul karena ada pertemuan antara pengurus Partai Golkar dan Partai NasDem di ruang wakil ketua I DPRD Kutim. Golkar Kutim memang diketuai KB. Kini, ia menjabat wakil bupati Kutim. Sedangkan Ismu tercatat dalam struktur Dewan Penasehat Partai NasDem Kutim. Walaupun pertemuan tersebut tidak melibatkan Ismu-KB, tetapi dua partai itu secara terang-terangan membahas koalisi Golkar dan NasDem dalam Pilkada Kutim 2020. Di atas kertas memang ada kemungkinan keduanya kembali berpasangan. Tapi pertarungan dalam arena politik acap tak diketahui pasti muaranya. Terlebih setelah PPP menjadi partai pemegang kursi mayoritas di DPRD Kutim. Dengan perolehan sembilan kursi. Ketua DPRD dan ketua DPD partai berlambang kakbah tersebut dinahkodai Encek UR Firgasih. Istri dari Ismu. Sebagai partai pemenang Pileg di Kutim, mereka pasti memiliki calon tersendiri untuk disandingkan dengan petahana. Beberapa kalangan menanyakan langkah Golkar dan NasDem yang membahas kemungkinan pasangan Ismu-KB jilid II. Muncul spekulasi, pasangan ini kemungkinan kandas setelah Golkar yang dipimpin KB diduga “digoyang” oleh Mahyunadi. Ia memang masih tercatat kader Golkar dan pengurus di tingkat provinsi. Spekulasinya, ia dan KB tengah berebut kursi Golkar. Berdasarkan survei, Mahyunadi menempatkan diri sebagai lawan berat petahana. Sedangkan calon wakil bupati terkuat masih ditempati Kasmidi. Apakah ada kemungkinan Mahyunadi-KB berpasangan? Hal ini akan terjawab dalam rekomendasi DPP Partai Golkar dan pendaftaran pasangan calon di KPU Kutim.   Meski arena Pilkada kian memanas, Ismu enggan membahas pertarungan politik lima tahunan tersebut. Ia mengaku masih fokus membantu masyarakat dalam penanganan dan pencegahan COVID-19 di Kutim. “Maaf saya tidak mau bahas Pilkada dulu. Saya lebih fokus bergerak bersama melawan COVID-19. Pilkada urusan nomor dua,” ujarnya. Menurut Ismu, penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19 secara bersama-sama lebih penting daripada membahas Pilkada. Hal ini sebagai bentuk kepedulian Pemkab Kutim dalam mengambil peran di tengah mewabahnya pandemi ini. Memang dalam beberapa kesempatan, Ismu terlibat langsung dalam menangani pandemi ini. Beberapa kebijakan merakyatnya sudah dilaksankan dengan cepat, tepat, dan terealisasi dengan baik. Sejauh ini, ia sudah memikirkan kebijakan yang diambil untuk masyarakat Kutim pasca penanganan virus corona. Seperti bercocok tanam untuk meraih swasembada pangan dan melarang perusahaan memutus hubungan kerja dengan karyawan. “Dengan harapan segala anjuran pemerintah dapat diikuti oleh masyarakat. Demi kebaikan bersama,” jelasnya. Kata Ismu, COVID-19 tidak bisa dipandang remeh. Sehingga kerja sama semua pihak untuk memutus mata rantai virus ini sangat dibutuhkan. Apalagi Kutim sudah dinyatakan sebagai kawasan merah penyebaran COVID-19. “Jadi perlu kekompakan dan kerja sama semua pihak, serta masyarakat juga harus mematuhi anjuran pemerintah. Agar mata rantai COVID-19 bisa terputus,” tegasnya. Diketahui, sudah 32 warga Kutim yang dinyatakan terjangkit wabah COVID-19. Mereka berasal dari berbagai klaster dan kalangan. Sebelumnya, KPU sempat menunda Pilkada serentak, termasuk di Kutim, karena wabah ini kian menyebar luas. (eko/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: