Disorot Pansus Dewan, Data Penerima Bantuan Tumpang Tindih

Disorot Pansus Dewan, Data Penerima Bantuan Tumpang Tindih

Suasana pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) di kantor pos Indonesia Jalan M Yamin, Minggu (10/5) pagi. (Dian Adi Probo Pranowo/Disway Kaltim) Samarinda,DiswayKaltim.com - Laporan bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat terdampak COVID-19 dianggap tumpang tindih. Hal itu diungkap Tim Panitia Khusus (Pansus) penanganan COVID-19 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda. Laporan ini disampaikan oleh tim gugus tugas penangan COVID-19 Samarinda beberapa waktu lalu. Kepada jajaran dewan. Ketua DPRD Kota Samarinda Siswadi menyebutkan tim pansus COVID-19 telah melakukan rapat dengar pendapat (RDP). Dengan tim gugus tugas Kota Tepian. Pada rapat tersebut masih menyampaikan tentang progress penanganan yang sudah dilakukan. "Baru rapat perdana jadi minta penjelasan mengenai program dan pencapaian-pencapaiannya," ucap Siswadi. Lantas, apa yang menjadi sorotan dari tim pansus? Siswadi menyebut adanya tumpang tindih dalam penerimaan bansos. Seperti bedanya data calon penerima dengan yang menerima. Tidak sesuai. Tim gugus penanganan COVID-19 pemkot pun berjanji akan memperbaiki masalah administrasi ini. Karena ketidaksesuaian data itulah perlu dibentuk pansus. Menurut Sis, sapaan akrabnya. Tujuannya agar mempermudah masyarakat menerima. Selain itu sebagai bentuk transparansi informasi kepada pubik. Bahwa, tim gugus tugas sudah menjalankan tugasnya. "Namanya juga kerja dadakan, tim gugus tugas sudah melakukan, semoga ke depannya cepat tertangani," pungkas Siswadi. Sementara itu, di Kantor Pos Indonesia Jalan M Yamin banyak massa mengantre hingga loket. Rupanay antrean tersebut adalah warga yang hendak menerima bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah. Warga mendapat uang tunai senilai Rp 600.000. Sebagian besar dari mereka adalah para lansia. Mereka harus bersabar. Sebab, sejak pukul 09.30 Wita antrean sudah cukup panjang. Calon penerima duduk di bangku yang sudah disiapkan. Di bawah tenda hijau. Ukurannya sekitar 8x10 meter. Di belakang mereka, kendaraan roda dua juga terpakir memenuhi halaman. Masing-masing orang dipisahkan sekitar satu meter. Pihak kantor pos akan memanggil. Adapun nama yang disebut langsung masuk menuju tiket. Satu per satu. Proses untuk mendapatkan uang itu juga tidak mudah. Prosedur kesehatan harus dilalui. Warga wajib mengenakkan masker. Sesampai di dalam, pihak kantor pos juga menerapkan protokol administrasi yang ketat. Si calon penerima difoto bersama dengan uang dan lembarn tanda terima. Anteran mulai berkurang sekitar pukul 12.30 Wita. “Alhamdulillah bisa dapat bantuan dari pemerintah,” ucap Saidi, salah satu penerima bantuan. (nad/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: