30 Orang Positif COVID-19 di Kota Tepian

30 Orang Positif COVID-19 di Kota Tepian

Hingga kini jumlah pasien positif COVID-19 di Samarinda bertambah menjadi 30 orang. Tenaga medis akan bekerja ekstra menanganani banyaknya pasien. (nad/Disway Kaltim) Samarinda,DiswayKaltim.com - Total pengidap COVID-19 di Kota Tepian kini menjadi 30 kasus. Diantaranya bertambah lima kasus yang merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) dari Kluster Gowa. Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Plt Dinkes Kaltim) Andi M Ishak saat telekonferensi bersama awak media. Andi menyebutkan masing-masing memiliki keluhan demam, batuk, sakit tenggorokan, sesak nafas, serta memiliki hasil rapid test reaktif. "3 kasus (SMD 26, 27, 29) dirawat di RS Karantina Bapelkes sejak 23 – 26 April 2020, 1 kasus (SMD 28) sejak 23 April 2020 isolasi diri di rumah dan 1 kasus (SMD 30) dirawat di RSUD AW Syahranie sejak 23 April 2020," jelasnya. Untuk PDP, Samarinda bertambah dua kasus. Satu kasus laki-laki (25) merupakan pelaku perjalanan dari Jogjakarta, Surabaya, Balikpapan. Ditetapkan sebagai kasus PDP oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dan Dinkes Samarinda yang memiliki hasil rapid test reaktif. "Kasus dirawat di RS karantina Bapelkes Kaltim," lanjutnya. Kemudian satu kasus lainnya ialah wanita 25 tahun. Merupakan pelaku perjalanan dari Sangatta dengan keluhan sesak nafas serta memiliki gambaran Broncopneumonia Bilateral. Hasil rapid test pasien tersebut reaktif. "Di rawat di RSUD IA Moeis Samarinda," tambahnya. Hal serupa disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Diskes Samarinda Ismed Kosasih. Adapun total PDP di Samarinda saat ini sebanyak 55 kasus. 27 kasus PDP masih menunggu hasil laboratorium. "Sisanya lagi ada 28 kasus PDP," katanya. Untuk orang dalam pemantauan (ODP) di Samarinda sebanyak 1466 kasus. 1329 dinyatakan selesai dalam pemantauan. 137 masih proses pemantauan. Sehari sebelumnya, lonjakan penambahan PDP di Samarinda mencapai 20 kasus. 18 orang diantaranya menjalani isolasi mandiri di rumah. "Satu orang dirawat di RS Karantina Bapelkes dan satu orang lainnya dinyatakan meninggal dunia pada 3 Mei 2020 lalu, lantaran memiliki comorbid penyakit stroke," pungkasnya. (nad/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: