Jika Wabah Berkepanjangan, Pengusaha Hanya Mampu Bertahan hingga Juni
Balikpapan, DiswayKaltim.com - Selain para pekerja, sebetulnya dampak ikutan wabah COVID-19 ini juga banyak dirasakan pelaku usaha. Pandemi ini telah memukul aktivitas usaha mereka. Para pengusaha terlihat pasrah dan berusaha bertahan sampai akhir masa paceklik dan situasi ekonomi pulih kembali. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) M. Slamet Brotosiswoyo yang dihubungi media ini hanya bisa menyampaikan keperihatinannya. "Prihatin kondisi ekonomi seperti ini. Apalagi ini menjelang hari raya Idulfitri". Ia mengungkapkan, akibat wabah corona ini menyebabkan ekonomi lumpuh. Dunia usaha benar-benar jatuh. Banyak pekerja terpaksa harus di PHK dan dirumahkan. "Ini tidak di kehendaki sama sekali oleh Apindo, karena bagaimanapun para pengusaha pasti punya iktikad untuk mensejahterakan pekerja," kata Slamet. Tapi dengan kondisi begini, pengusaha sendiri tidak bisa menghindar untuk tidak melakukan PHK. Terutama sekali sektor pariwisata, seperti perhotelan, transportasi, ritel dan lain-lain. "Kondisinya sudah sangat memperihatinkan," kata dia kepada Disway Kaltim. Menurutnya, di antara jenis usaha yang disebutkan tadi, ada yang tidak bisa beroperasi maksimal. Ada pula yang harus tutup. Contohnya beberapa pengusaha hotel yang terpaksa tutup sementara. Itu jadi pilihan karena beban operasional yang harus ditutupi. Seperti listrik, air dan operasional lainnya. "Jadi kalau masih membuka atau mempekerjakan karyawan kan bebannya makin berat," keluhnya. Meski demikian, ada beberap pengusaha yang tetap berupaya untuk bertahan. Dengan berbagai skema dan strategi. Seperti merumahkan sebagian karyawan, merampingkan jam kerja, ada juga yang harus memotong gaji karyawan. "Itu pun hanya bisa dilakukan pengusaha level menengah ke atas. Kalau yang menengah ke bawah sudah tidak sanggup," ujarnya. Baca juga: Pandemi Jadi Momentum Pelaku Usaha Lakukan PHK tanpa Pesangon Slamet juga menghimpun informasi dari beberapa anggotanya, kalau mereka kemungkinan bisa bertahan maksimal sampai Juni nanti. "Itu sudah dengan segala macam strategi tadi," tambahnya. Saat ditanya, mengenai insentif yang dijanjikan pemerintah untuk pengusaha. Slamet menjawabnya landai. "Belum ada, kita sudah menunggu sejak bulan lalu, sampai sekarang tidak ada". Padahal, lanjutnya, insentif itu bisa menjadi solusi bagi pengusaha agar tidak sampai mengorbankan pekerjanya. Karena sedikit berkurang bebannya. Slamet juga menyinggung rencana pemerintah kota Balikpapan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurutnya, jika diteruskan maka tidak akan ada pengusaha yang bisa bertahan. "Jika itu jadi, semua level pengusaha akan kena. Karena PSBB itu tutup total. Warung-warung kecil sekalipun akan kesulitan," "Kami berharap pemerintah kota Balikpapan. Memikirkan ulang rencana itu," tandasnya. (das/dah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: