Kaltim Ekspor 9 Ribu MT RBD Palm Oil-Stearin ke Tiongkok

Kaltim Ekspor 9 Ribu MT RBD Palm Oil-Stearin ke Tiongkok

Kepala Karantina Pertanian Balikpapan Abdul Rahman saat pelepasan ekspor virtual bersama 9 daerah lainnya ke 43 negara tujuan. (Ferry Cahyanti/Disway) Balikpapan, DiswayKaltim.com - Kabar gembira itu akhirnya datang juga. Saat banyak yang cemas teror angka-angka korban corona, Kalimantan Timur ekspor komoditas ke Tiongkok. Baru-baru ini Karantina Pertanian Balikpapan melepas dua komoditas sawit berupa RBD Palm Olein dan RBD Palm Stearin. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya 9 ribu metrik ton. Perusahaan yang melakukan ekspor ialah PT Kutai Refinery Nusantara (KRN). Perusahaan swasta pertama di Kaltim yang bergerak di bidang refinery minyak CPO sawit menjadi minyak goreng, margarin, dan produk turunan sawit lainnya. Termasuk biodiesel untuk bahan pencampur solar Pertamina. Menurut Kepala Karantina Pertanian Balikpapan Abdul Rahman, komoditas yang dikirim punya nilai Rp 79 miliar. “Pengiriman masih bisa berlangsung di tengah wabah corona karena kualitas dan kuantitas produksi terjaga,” katanya, Minggu (3/5). Pelepasan ekspor berlangsung serentak secara nasional dari sembilan pintu bandara dan pelabuhan bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Karena pandemi pula, acara itu berlangsung secara daring (online). Pasar global tetap terbuka terhadap sektor pertanian. Hal ini patut disyukuri. Mengingat dalam kondisi serba terbatas, seluruh sektor pertanian  di Kalimantan Timur tetap bekerja memenuhi pasokan pangan. “Bahkan dapat menyumbang devisa melalui kinerja ekspornya,” sebut Abdul Rahman. RBD atau Refined, Bleached, and Deodorized merupakan hasil pemurnian minyak sawit. Kemudian diolah lagi untuk mendapatkan tingkat kemurnian lebih tinggi menjadi RBD Palm Olein. Di negara tujuan, komoditas ini dipakai sebagai minyak goreng. Sementara untuk RBD Palm Stearin, yang merupakan produk samping minyak sawit ini digunakan sebagai bahan dasar sabun, margarin dan bahan baku industri lainnya. Sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor yang mewajibkan sertifikasi karantina dari otoritas karantina pertanian di negara asal. Komoditas berkualitas ekspor itu telah dilakukan pemeriksaan karantina.  Sehingga memenuhi persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari negara tujuan. Kantor Karantina memberikan sertikat kesehatan masing-masing pyhtosanitary certificate (PC) untuk komoditas tumbuhan ekspor. Dan health certificate (HC) untuk komoditas hewan ekspor. "Kami pastikan komoditas ini sehat, aman dan telah memenuhi persyaratan teknis negara mitra dagang," ungkapnya. Selain Balikpapan, Karantina Pertanian yang melepas ekspor ialah Surabaya, Tanjung Priok, Soekarno Hatta, Makassar, Belawan, Medan, Denpasar, Lampung, dan Semarang. Dengan total ragam produk 166 jenis sebanyak 28 ribu ton dengan nilai ekspor, Rp 753,6 miliar ke 43 negara tujuan. Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil menambahkan, data ekspor yang telah disertifikasi pihaknya pada hari Jumat (30/4) sebanyak 94,7 ribu ton dengan nilai Rp 1,1 triliun. Mentan Syarul Yasin Limpo dalam keterangannya mengatakan, dalam kondisi wabah saat ini, ada 11 bahan pangan pokok yang diawasi dan dikendalikan, khususnya ketersediaan pasokannya. Sementara untuk komoditas pertanian seperti sub sektor perkebunan dan sektor lain yang berlimpah jumlahnya didorong untuk diekspor. Selain untuk memberikan nilai tambah bagi petani juga untuk membantu devisa negara di tengah kondisi ekonomi yang melambat. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan integrasi aplikasi peta potensi ekspor produk pertanian atau Indonesia Map of Agriculture Export (IMACE) milik Badan Karantina Pertanian (Barantan) dengan pasar digital global lewat platform IndonesianHub. Melalui integrasi di hub ekspor untuk seluruh produk Indonesia yang akan diluncurkan Juni 2020 ini, diharapkan dapat mendorong peningkatan kinerja ekspor. Melalui pertumbuhan pelaku bisnis digital baru atau start up dan memperluas akses pasar. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: