Banggakan Orangtua dengan Bermain Game

Banggakan Orangtua dengan Bermain Game

Mayza Nur Aulia. (Andrie/Disway) -- Balikpapan, Diswaykaltim – Zaman dulu, bermain game merupakan aktivitas yang bikin orangtua sebal. Sebab dianggap menghabiskan waktu, tak ada hasil, dan tidak menjanjikan masa depan. Kini, teknologi dan mindset berkembang pesat. Game sudah masuk dalam kategori olahraga elektronik (e-Sports), yang dikompetisikan secara resmi di tataran internasional. Ketenaran dan uang cukup menjanjikan di level atlet e-Sports. Sebut saja Jess No Limit, mantan atlet Mobile Legends dari grup Evos yang kini lebih fokus di YouTube. Berkat nama besarnya di dunia game, Jess memiliki 10 juta subscribers dengan rata-rata 1 juta penonton di setiap video yang diunggahnya. Nah, di dunia e-Sports Balikpapan, ada dara manis bernama Mayza Nur Aulia (17). Perempuan kelahiran Balikpapan 28 Mei 2003 itu kini menjadi salah satu brand ambassador IESPA Kaltim (asosiasi eSport Indonesia). Anak dari pasangan Zakaria dan Rahmatiya ini sejak kecil senang bermain game. Berbagai game telah dia mainkan. Namun, siapa sangka justru karier game-nya bermula saat dia duduk di bangku SMP. Waktu itu dia masih kelas 7. Saat itu game online pertama dia mainkan di warnet adalah PB (Point Blank). Saat itu dia sangat suka game itu. Bermodal uang saku yang disimpannya, setiap hari dia bermain di warnet. Bahkan orangtua Mayza sering marah usai dia pulang dari warnet. "Ibu sering marah. Karena saya ke warnet dari siang sampai malam," ujarnya. Seiring berjalan waktu, Mayza tertarik memainkan game di gadget. Seperti Get Rich dan Mobile Legends. Anak pertama dari dua bersaudara ini bergabung dengan salah satu grup game online. Kemudian dia menjadi member tetap di squad online tersebut. Dengan kondisi seperti itu, awalnya Mayza mengaku sangat terganggu antara hobi bermain game dengan tugas-tugas sekolah. "Pagi-pagi datang ke sekolah untuk mengerjakan PR di kelas," kenangnya. Namun kini dia mulai bisa membagi waktu antara tugas sekolah dan bermain game. Dia kerap terlibat dalam turnamen game online dan offline di Balikpapan bahkan skala nasional. Memain game seperti PUBG, Mobile Legends dan lainnya. Itu mengantarkannya pada sebuah kariernya menjadi brand ambassador e-Sports. "Saya diajak gabung sama teman-teman untuk ikut seleksi kompetisi BA (Brand Ambassador). Seleksinya mulai dari wawancara, buat video, sampai mencari dukungan," jelasnya. Di fase ini, Mayza sempat gugup dan tidak percaya diri. Karena hal ini baru pertama kali dia jalani. Meski demikian dukungan orang sekitar membuatnya bersemangat melalui semua seleksi tersebut. Dia harus bersaing dengan puluhan gamer asal Kalimantan. Untuk memperebutkan Terbaik 2, Mayza mampu menembus Top 8. Sampai di sini dia sangat bersyukur kala itu. Namun seleksi lebih ketat lagi harus dia lalui untuk menjadi Top 3. "Alhamdulillah saya masuk peringkat 1, yang nomor 2 anak Kutai Barat. Poin yang menentukan, pengurus IESPA Kaltim yang melakukan penilaian," ujarnya. Sejak ditetapkan sebagai seorang brand ambassador IESPA Kaltim pada pertengahan April lalu, kesibukan Mayza pun bertambah. Seperti mem-posting kegiatan bermain gamenya hingga mempromosikan event-event IESPA. Kini, orangtuanya senang dengan Mayza yang telah membuktikan bahwa bermain game itu tidak hanya mencari kesenangan. "Senang pastinya, karena usaha saya dari awal itu enggak sia-sia. Juga bisa membuktikan kalau bermain game itu bisa menghasilkan uang," jelasnya. (bom/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: