Siapkan UMKM Digital Academy, Tiga Program BI Tekan Laju Penurunan Ekonomi 

Siapkan UMKM Digital Academy, Tiga Program BI Tekan Laju Penurunan Ekonomi 

Bimo Epyanto. (Dok Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan, Kalimantan Timur mempersiapkan beberapa langkah upaya agar pertumbuhan ekonomi tidak turun terlalu dalam. Tiga program telah disiapkan. Yakni, usaha mikro kecil menengah (UMKM) bangkit, bantuan sumur bor dalam klaster bawang merah dan penguatan Gerakan Wanita Matilda (GWM). Langkah tersebut dipersiapkan agar perekonomian di Balikpapan tetap bergerak dan menekan penurunan. KPw BI Balikpapan, Kaltim memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sampai akhir 2020 hanya mencapai 1,8-2,3 persen, apabila diberlakukan pengetatan sosial selama tiga bulan. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Bimo Epyanto menjelaskan, beberapa proyeksi telah dibuat dan juga dampaknya. Apabila pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan maka diproyeksi pertumbuhan ekonomi akan tertekan terlalu dalam atau berkisar 0,3 – 0,8 persen. “Ini skenario terburuk bagaimana dampak dari PSBB. Angka itu muncul kalau tidak ada stimulus, penanganan virus corona berkepanjangan dan belum menunjukkan perbaikan. Ditambah tidak berproduksinya kilang pertamina,” kata Bimo Epyanto saat vicon dengan media di Balikpapan, Kaltim, Rabu (29/4/2020). Dia menegaskan hal itu merupakan proyeksi terburuk apabila semua berhenti total. Namun demikian pihaknya menyebutkan tidak semua sektor usaha berhenti. “Sektor usaha mana saja, yang masih bergerak? Kami masih lakukan identifikasi,” ucapnya. Sejak virus corona masuk ke Indonesia memberikan dampak yang besar ke perekonomian. Salah satu daerah yang terdampak adalah Kota Balikpapan. Dampak langsung yang dirasakan adalah pada sektor akomodasi, makanan dan minuman, transportasi, perdagangan dan konstruksi. “Penurunan jumlah wisatawan, okupansi turun drastis, penutupan moda transportasi berakibat penurunan penumpang baik jalur darat, udara dan laut. Kemudian terhambatnya kegiatan kontruksi proyek strategis,” sebut Bimo Epyanto kepada Disway Kaltim. Sedangkan dampak tidak langsungnya dari COVID-19 adalah industri pengolahan dan kegiatan ekspor pertambangan. “Penghentian sementara kegiatan produksi di industri pengolahan migas karena turunnya permintaan BBM. Dan diperkirakan akan terjadi penurunan ekspor batu bara pada triwulan II/2020,” tandasnya. Akan tetapi tetapi dampak COVID-19 belum terlihat pada kegiatan ekspor batu bara di triwulan I tahun 2020 karena masih menunjukkan pertumbuhan positif. Bimo menekankan, agar pertumbuhan ekonomi tidak turun terlalu dalam maka BI menyusun program UMKM Digital Academy. Dimana hal itu dilakukan untuk mendorong penjualan dan promosi melalui program UMKM connect atau go online. “Selanjutnya memfasilitasi dan mendampingi UMKM terdampak COVID-19 membantu menghubungkan dengan perbankan untuk restrukturisasi pembiayaan usaha melalui program UMKM care centre,” ujar Bimo Epyanto. Pihaknya berharap proyeksi yang ada tidak akan terjadi. Apabila berbagai upaya terus dilakukan karena saat ini restrukturisasi oleh perbankan juga dijalankan. Kemudian berbagai kebijakan untuk menekan penurunan yang berdampak pada ekonomi juga direspon oleh pemerintah. “Jadi harapannya tidak menjadi kenyataan proyeksi yang turun terlalu dalam itu,” pungkasnya. Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan tahun 2019 sebesar 4,78 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan 2018. Perlambatan terjadi pada sebagian besar sektor terutama transportasi, perdagangan dan real estate. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: