45 Persen Pasien Positif di Kaltim dari Ijtima Gowa
Sepekan belakangan ini, nama Gowa terus mendominasi pemberitaan seputar COVID-19 di Kalimantan Timur (Kaltim). Pasien terkonfirmasi positif bermunculan dari Klaster Ijtima Gowa – orang yang mengikuti kegiatan Ijtima Ulama Dunia 2020 Zona Asia di Pakkatto, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 18-22 Maret. Data dari panitia kegiatan, ada 1.642 warga Kaltim yang menghadiri acara tersebut. -------------- Pewarta: Darul Asmawan, Michael F Yacob Editor : Devi Alamsyah USMAN, warga Kabupaten Berau, mengaku mengikuti kegiatan Ijtima Gowa. Kepada Disway Kaltim ia menceritakan bagaimana situasi di lokasi kegiatan akbar tersebut. Kata Usman, itu adalah pertemuan antar anggota kelompok dakwah Jamaah Tabligh. Mulanya kegiatan akan digelar pada 19-22 Maret 2020 di Desa Pakatto, Kecamatan Bontomarannu. Namun, kata dia, pemerintah setempat (Pemprov Sulsel) meminta panitia penyelenggara untuk mengurungkan pelaksanaannya. Karena situasi penyebaran wabah virus corona yang terus meluas di Indonesia. "Demi memuliakan aturan pemerintah, di mana pemerintah setempat hanya memberikan waktu satu hari saja untuk pelaksanaannya," katanya kepada Disway Kaltim. Akhirnya, panitia yang merupakan kelompok Jamaah Tabligh Sulawesi Selatan menuruti instruksi itu. "Sehingga pertemuan dipercepat. Bahkan hanya setengah hari. Sebab ba'da zuhur (pukul 12.30) saat itu, para masyayikh (tokoh muslim) yang hadir sudah menutup pertemuan dengan doa berjamaah," ungkapnya, Rabu (22/4). "Insya Allah keputusan musyawarah itu tetap berkah," imbuhnya. Taat terhadap aturan pemerintah itu, kata dia, termasuk arahan orang tua dan masyayikh dalam prinsip usaha dakwah kelompok Jamaah Tabligh. "Sebagaimana masyayikh yang sudah jauh-jauh datang dari berbagai negara telah mengorbankan harta benda mereka, kerendahan hati mereka taat terhadap aturan pemerintah," jelasnya. Kegiatan tersebut telah dipersiapkan jauh-jauh hari. Dengan dana miliaran rupiah yang bersumber dari urunan anggota. "Insya Allah pertemuan ini diterima oleh Allah SWT, saudara-saudara kita jauh-jauh hari telah mempersiapkan tempat tanpa upah. Bahkan mereka mengorbankan hartanya, Insya Allah diterima pengorbanan mereka," ucapnya. Ia menambahkan, kegiatan tersebut, merupakan agenda silaturahmi, zikir dan pertemuan antara anggota kelompok Jamaah Tabligh dari seluruh dunia. Informasi berbeda disampaikan TA—warga Kutai Timur yang juga ikut dalam Ijtima Ulama itu. Kepada Disway Kaltim ia meminta namanya disamarkan. Menghindari stigma masyarakat di sekitar tempat tinggalnya. Menurut TA, kegiatan yang sebenarnya diagendakan selama lima hari, terpaksa dipercepat. Menjadi hanya tiga hari. Hal itu diputuskan atas imbauan Gubernur Sulawesi Selatan. "Jadi, rencana pelaksanaan dari tanggal 18-22 Maret, tapi karena ada imbauan itu, kegiatan hanya dilaksanakan sampai tanggal 20 Maret," ujarnya. TA menjelaskan, Ijtima Ulama ini merupakan kegiatan silaturahmi yang dilaksanakan kelompok dakwah Jamaah Tabligh dari seluruh dunia. Ini kegiatan rutin yang diprogramkan setiap dua tahun sekali. Kabupaten Gowa jadi tempat pelaksanaan ijtima berdasarkan musyawarah para ulama Jamaah Tabligh. "Cakupan pelaksanaan kegiatan ijtima ini adalah tingkat Asia. Tapi, hadir juga ulama-ulama dunia, seperi dari Pakistan dan Madinah, Arab Saudi," ungkapnya. Ia menambahkan, apa yang dilakukan di dalam ijtima itu ialah kegiatan ibadah seperti pada umumnya. "Tapi inti kegiatannya yaitu untuk mempertemukan para anggota jamaah dari daerah-daerah di Indonesia. Juga berkumpul dengan jamaah dari seluruh dunia," jelasnya. TA juga menerangkan, Jamaah Tabligh adalah kelompok jamaah dakwah yang mengajak masyarakat untuk beribadah di masjid. "Tidak ada struktur organisasinya. Tapi tetap terorganisir," terangnya. KLASTER MAYORITAS Klaster Ijtima Gowa—merujuk pada penelusuran pasien COVID-19—menjadi sorotan dalam penyebaran COVID-19 di Kaltim. Hampir setengah dari pasien terkonfirmasi positif COVID-19 berasal dari peserta ijtima tersebut. Bayangkan, panitia kegiatan mencatat warga Kaltim yang mengikuti kegiatan itu berjumlah 1.642 orang. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) hingga kini masih terus menelusuri siapa saja orang yang mengikuti kegiatan itu. Yang 1.642 orang itu. Dari hasil tracing Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim hingga kemarin, baru 745 orang saja yang sudah teridentifikasi. Sebagian di antaranya ada yang diminta melakukan isolasi mandiri lantaran menjadi ODP. Ada pula yang sudah menjadi PDP di rumah sakit hingga yang telah terkonfirmasi positif. Jamaah yang terkonfirmasi positif mencapai 30 orang dari Klaster Gowa. Sementara total pasien positif COVID-19 di Kaltim sebanyak 68 orang. Atau sekitar 45 persenan. Dari lima penambahan kasus positif yang terjadi kemarin misalnya, sebanyak empat orang berasal dari Klaster Gowa. Dua berada di Kabupaten Berau. Sisanya di Samarinda. Antara lain pasien positif di Kota Tepian yang dirawat di RSUD IA Moeis. Yang informasinya sempat memberikan perlawanan terhadap tim medis. Pasien tersebut berinisial “N”. Ditetapkan sebagai PDP karena memiliki gejala penyakit demam, batuk dan hasil rapid test menyatakan reaktif—gejala mengarah ke indikasi COVID-19 namun masih harus menunggu uji lab untuk kepastiannya. Pasien berusia 52 tahun ini awalnya dirawat di RSUD Abdul Wahab Syahrani (AWS) Samarinda. Kabar yang diterima Disway Kaltim dan dari beberapa pemberitaan media, saat di ruang isolasi, pasien tersebut melakukan pemberontakan. Bahkan, mengancam ingin merusak beberapa fasilitas rumah sakit. Kemudian si pasien tersebut sempat pulang ke rumahnya. Sampai akhirnya dijemput kembali oleh tim BPBD Samarinda. Dan dirawat di RSUD IA Moeis. “Pasien berinisial N tersebut, hari ini hasil swabnya dari laboratorium dinyatakan positif,” kata Plt Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim Andi M Ishak, kepada Disway Kaltim, melalui telepon, Selasa (21/4). Beda ceritanya dengan salah satu pasien positif di Kabupaten Berau. Yang juga berasal dari Klaster Ijtima Gowa. Pasien tersebut sebelumnya merupakan pasien dalam pengawasan (PDP). Tapi, hasil rapid test menyatakan negatif. Pasien tersebut dipulangkan pada 20 April 2020. Kemudian melakukan isolasi mandiri di rumah. Tapi kemudian, hasil dari test swab Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya menyatakan bahwa pasien tersebut positif. Akhirnya tim medis kembali menjemput sang pasien dan melakukan isolasi di RSUD Abdul Rivai Berau. Hingga saat ini, tidak semua warga dari Klaster Ijtima Gowa menjalankan isolasi. Hanya peserta yang mengalami gejala yang mengarah ke COVID-19. Seperti demam, batuk dan penyakit lainnya yang langsung mendapatkan penanganan. Apalagi, para peserta Ijtima Gowa ini sudah sekitar sebulan kembali dari Gowa, Sulawesi Selatan. Artinya telah melewati masa inkubasi. Tim Gugus Tugas percepatan penanganan COVID-19, kemarin memulai tes kepada seluruh peserta Ijtima Gowa yang berhasil di tracing. Yang jumlahnya 745 orang itu. Tahap awal dengan menggunakan rapid test. Sebetulnya tidak hanya Klaster Gowa saja. Tapi juga dilakukan kepada kategori orang dalam pengawasan (ODP). “Itu dilakukan di Samarinda. Tapi, kami juga meminta untuk seluruh kabupaten/kota agar melakukan hal yang sama. Kan alat rapid test ini sudah disalurkan ke seluruh daerah di Kaltim. Jadi, kelompok ini harus dilakukan tes termasuk orang tanpa gejala (OTG), ODP dan PDP,” terangnya. Sementara ini, tim gugus tugas akan lebih difokuskan kepada Klaster Gowa. Karena dari beberapa kali laporan hasil terkonfirmasi COVID-19 dan PDP, mayoritas terdapat dari Klaster Gowa. Salah satu contoh penambahan 10 kasus PDP di Kabupaten Berau. Semuanya merupakan Klaster Gowa. “Yang membuat kita khawatir ialah, mereka sampai saat ini masih melakukan aktivitas berkumpul. Serta melakukan kegiatan keagamaan di rumah ibadah. Dilarang pun susah. Jadi, kami pun menyerahkan semuanya ke Dinas Kesehatan di daerah masing-masing,” ungkapnya. Sampai hari ini pun, Diskes Kaltim sedang menunggu hasil uji laboratoriumnya. Berpatokan dari jumlah PDP. Berarti yang menunggu hasil uji laboratoriumnya ini berjumlah 48 orang. “Kita masih menunggu. Tapi, pasien yang berstatus PDP, sudah menjalankan isolasi,” pungkasnya. (mic/dah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: