Arab Saudi Larang Tarawih dan Iktikaf di Masjidil Haram

Arab Saudi Larang Tarawih dan Iktikaf di Masjidil Haram

Masjidil Haram terlihat sepi dari jamaah dan pengunjung. (Istimewa) Mekkah, Diswaykaltim.com - Arab Saudi memperpanjang penangguhan salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama bulan puasa Ramadan tahun ini. Langkah ini diambil untuk membendung penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19. Kedua masjid itu, yang dianggap sebagai tempat paling suci dalam Islam, akan memberi kelonggaran orang-orang di internal masjid untuk menggelar salat lima waktu dan tarawih selama Ramadan. Tetapi tanpa jamaah umum. Sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona dan meningkatkan operasi penyemprotan disinfektan. Selain itu, pemerintah Arab Saudi menangguhkan kegiatan iktikaf atau berdiam untuk beribadah dalam masjid selama Ramadan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. “Salat tarawih Ramadan dapat dilakukan di rumah jika tidak dapat dilakukan di masjid. Karena langkah-langkah pencegahan yang diambil untuk memerangi penyebaran virus corona,” kata Mufti Agung Sheikh Abdulaziz al-Sheikh. Sebelumnya, Arab Saudi pada pertengahan Maret menghentikan orang-orang yang melakukan salat lima waktu dan salat Jumat di dalam masjid sebagai bagian dari upaya untuk membatasi penyebaran virus corona. Pada Kamis (16/4/2020) lalu, Masjid Nabawi di Madinah melarang acara yang memberikan makan malam kepada mereka yang membutuhkan selama Ramadan untuk berbuka puasa sehari-hari. Arab Saudi juga memperpanjang jam malam yang berlaku karena virus corona di tengah lonjakan infeksi baru. Kebijakan tersebut mencakup ibu kota, Riyadh, dan kota-kota besar lainnya selama 24 jam sehari. Jam malam, awalnya ditetapkan selama tiga minggu, berlangsung mulai pukul 15.00 hingga 06.00 waktu setempat. Penghuni tetap dapat pergi hanya untuk kebutuhan esensial. Kementerian Dalam Negeri tetap memerintahkan personel vital untuk berpatroli. Pelanggar menghadapi denda dan hukuman penjara. Arab Saudi mencatat total 9.362 kasus virus corona pada Minggu termasuk 1.088 kasus tambahan. Sekitar 82 persen dari kasus baru bukanlah warga Arab Saudi. Sebanyak 93 pasien kini dalam kondisi kritis dan 1.398 pasien lainnya dinyatakan sembuh dari penyakit pernapasan tersebut. Tes laboratorium COVID-19 telah dilakukan terhadap lebih dari 180.000 orang di kerajaan tersebut. (ant/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: