Ditekan Dolar, Dihantam Corona, Perusahaan Konstruksi Tetap Bertahan 

Ditekan Dolar, Dihantam Corona, Perusahaan Konstruksi Tetap Bertahan 

Tantangan sektor konstruksi tidak hanya mengharuskan ada pengeluaran tambahan demi kesehatan karyawan menghadapi wabah COVID-19. Nilai tukar rupiah terhadap dolar menambah beban yang harus dipikul pengusaha. (Dian Adi/Disway Kaltim)  Balikpapan, DiswayKaltim.com - Perusahaan konstruksi menjadi salah satu bidang yang tetap beroperasi. Meski di tengah pandemi COVID-19. Namun perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan. Demi menjamin para pekerja aman dari serangan wabah. Presiden Direktur Balikpapan Ready Mix (BRM) Pile Glenn Aringga Nirwan mengatakan, langkah yang ia lakukan antara lain menyiapkan masker, hand sanitizer, dan memperbanyak tempat cuci tangan. Perusahaan juga memberi penyuluhan-penyuluhan terkait virus corona. Serta pengecekan kesehatan secara reguler terhadap karyawan. “Kami harus melakukan tindakan tindakan preventif,” katanya, Selasa (14/4) kemarin, soal upaya bertahan saat wabah ini. Glenn juga mengkhawatirkan dampak naiknya nilai tukar mata uang dolar Amerika yang mengakibatkan harga material ikut naik. "Kami berdoa agar musibah ini bisa cepat berakhir, dan kita dukung selalu kebijakan pemerintah terhadap pengendalian virus ini," katanya. BRM merupakan salah satu perusahaan yang ikut menggarap proyek perluasan kilang minyak Balikpapan. Perusahaan itu menyuplai berbagai keperluan konstruksi. Berbicara mengenai kondisi ekonomi, ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Balikpapan ini memperkirakan perekonomian turun. Kondisi ini dialami pelaku usaha hiburan, penyelenggara acara (EO),  pusat perbelanjaan, kuliner restoran, dan sebagainya. “Pengunjung berkurang atas imbauan untuk tetap berada di rumah. Perusahaan-perusahaan pun juga banyak yang memberikan kebijakan WFH, yang akan sedikit banyak mempengaruhi produktivitas dari perusahaan tersebut,” kata dia. Tapi beberapa perusahaan yang belum memberlakukan kebijakan tersebut karena produknya tidak bisa dibuat di rumah, atau untuk memenuhi kebutuhan pokok dan obat-obatan, akan tetap bertahan. “Saat ini Hipmi memberikan imbauan terhadap teman-teman pelaku usaha. Meminta pemerintah untuk melakukan relaksasi terhadap perpajakan,” pungkas Glenn Nirwan. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: