Jelang Ramadan, Pelabuhan Klotok Balikpapan Sepi

Jelang Ramadan, Pelabuhan Klotok Balikpapan Sepi

Suasana kapal klotok penyeberangan Balikpapan-PPU yang berjejer di pelabuhan sepi penumpang. (Ryan/Disway) -- Balikpapan, diswaykaltim - Menjelang Ramadan, pelabuhan penyeberangan kapal klotok (perahu kayu) angkutan orang dan barang, serta speedboat yang menghubungkan Balikpapan dan Penajam Paser Utara (PPU), terpantau sepi. Dari 44 klotok yang bersandar, hanya tujuh kapal yang beroperasi. Hal tersebut disampaikan Ahmad, pengemudi kapal klotok, warga Kampung Baru Tengah. "Sudah tiga minggu keadaan seperti ini. Kami khawatir kalau berlanjut sampai Ramadan," ujarnya, saat ditemui, Jumat (10/4) kemarin. Ahmad menyebut, temannya sesama pengemudi klotok di PPU punya keresahan yang sama. Menurutnya, kebijakan pengetatan jalur laut sebagai akses utama penyeberangan itu sangat berdampak bagi penurunan jumlah penumpang kapal klotok. "Jumlah penumpang sedikit. Bisa tanyakan ke petugas loket," sebutnya. Dijelaskannya, biasanya aktivitas pelabuhan dimulai sejak pagi sampai menjelang senja. Kalau hari biasa, apalagi menjelang Ramadan, sebelum adanya wabah, pelabuhan itu ramai. Sehingga paling lama penumpang klotok menunggu 10 menit sebelum kapal klotok berangkat. Namun beberapa minggu belakangan situasi berubah. Penumpang harus menunggu lebih lama. Bahkan ia mengaku pernah menunda keberangkatan sampai dua jam. Sebab sang nahkoda harus memastikan kapasitas penumpang klotok mencukupi. Yakni sekitar delapan orang. "Apalagi biasanya dekat Lebaran, kami tidak berhenti melaut mengantar orang pulang kampung," ujarnya. Kini, ia dan teman-teman berharap agar Pemkot Balikpapan membantu mereka yang terdampak. "Kami cuma bisa berdoa semoga cepat membaik, karena ini sudah dekat Lebaran," ucapnya. Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh mengatakan, saat ini ia bersama pemkot sedang menggodok skema pemberian dana tunai kepada warga yang terdampak. Rencananya bantuan itu menggunakan APBD Balikpapan tahun ini. Akan dibagikan kepada masyarakat keluarga miskin, warga yang berpenghasilan tak tetap, dan UMKM. "Kami masih menunggu dari pemkot. Masih dihitung," imbuhnya. (ryn/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: