Penjahit Rumahan Banjir Pesanan Masker

Penjahit Rumahan Banjir Pesanan Masker

 Amir memperlihatkan masker berbahan kain buatannya. Sejak sepekan terakhir Amir kerap menerima pesanan meski hanya mampu memenuhi dalam jumlah terbatas. (Ferry Cahyanti/Disway Kaltim) Balikpapan, DiswayKaltim.com – Kelangkaan masker akibat Corona Virus Disease (COVID-19) sejak beberapa pekan terakhir membuka peluang bagi penjahit rumahan. Karena meskipun ada, harga masker di pasaran melambung tinggi. Kondisi ini membuat masyarakat berinisiatif memesan masker berbahan kain. Amir (55), yang sudah 30 tahun menjadi penjahit dalam sepekan ini banjir pesanan masker. Dalam sehari, ia menerima pesanan masker lebih dari 10 buah. “Sering aja orang pesan sejak satu minggu ini. Kalau ada waktunya saya layani, tetapi apabila banyak pesanan jahitan baju, saya minta tunggu sehari dulu,” katanya Amir saat dijumpai Kamis, (26/3). Dirinya mengaku hanya mampu menerima pesanan perorangan. Karena tenaga yang dimiliki masih sangat terbatas. Mengingat usianya yang tidak muda lagi. “Satu minggu ini ramai yang pesan perorangan. Sehari itu ada ada tiga orang yang pesan. Satu orang pesan lima biji masker. Kalau perusahaan (skala besar) saya belum sanggup, karena tidak ada tenaganya,” terangnya, di sela menjahit orderan masker di rumah jahitnya yang diberi nama Mawar Indah. Harga yang ditawarkan pun relatif terjangkau. Untuk satu masker diberi harga Rp 5.000. “Satu masker Rp 5.000. Tetapi kadang-kadang ada juga yang bayar Rp 20 ribu untuk lima masker. Jadi tidak mesti, tergantung juga bahan kain yang digunakan,” terangnya. Amir mengatakan, masker buatannya menggunakan jenis kain SBX. “Kainnya agak tebal dan memberi kenyamanan untuk bernafas juga. Nanti kalau ketebalan sulit juga kan. Kadang ada juga yang pesan warnanya yang berbeda. Nah, itu saya belikan kainnya lagi,” tandasnya. Dengan banyaknya pesanan masker, kata dia, sangat membantu mendongkrak pendapatannya sehari-hari. Karena diakui Amir pesanan jahit baju sudah dua pekan ini sepi pelanggan. “Belum tahu juga kenapa sepi. Apakah disebabkan corona atau tidak. Ada saja yang janji untuk datang bawa kain, tapi tertunda lagi,” ujarnya. Sehari-harinya menerima orderan jahit, Amir bisa meraup Rp 300 ribu – Rp 500 ribu jika sedang ramai pesanan. Namun dalam sepekan terakhir jumlah itu tak diperolehnya. Kendati demikian, Amir sangat bersyukur dengan banyaknya pesanan masker dalam sepekan ini.  Sehingga dapat membantu dalam kesehariannya. “Harapannya pembatasan aktivitas akibat virus corona dapat segera berakhir,” pungkas Amir. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: