Pemkot Ingin Beli Rapid Test

Pemkot Ingin Beli Rapid Test

Pemkot Balikpapan masih memburu rapid test. Begini wujud perangkat rapid test corona yang dimilik Pemkab Bogor. (Antara Foto) -- Balikpapan, Diswaykaltim - Sejumlah daerah yang menjadi kawasan endemik virus corona telah melakukan rapid test. Khususnya di Jakarta Selatan yang menjadi daerah paling banyak pasien positif corona. Rapid test dilakukan untuk mendeteksi orang dalam pantauan (ODP). Nah, ODP ini merupakan keluarga atau orang yang pernah kontak dengan pasien dalam pengawasan (PDP), maupun pasien positif COVID-19. Pemkot Balikpapan siap membeli alat tes ini. Bahkan sejauh ini komunikasi dengan Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan (Diskes) Kaltim telah dilakukan. Untuk meminta alat ini, supaya Balikpapan bisa melakukan rapid test sendiri. Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan Andi Sri Juliarty mengatakan, melalui hotline center Balikpapan, banyak masyarakat yang ingin dilakukan rapid test secepatnya. "Kami melalui gugus tugas sudah berupaya secepat-cepatnya memohon kepada Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Kaltim," ujarnya, Senin (23/3). Bahkan pemkot berupaya memesan melalui pengadaan barang dan jasa pemerintah. Namun stok yang ada juga sedang tidak tersedia. Juliarty menyebut, kendala lainnya, harga yang ditawarkan masih fluktuatif. "Menyesuaikan kurs dolar," jelasnya. Keinginan memenuhi kemauan masyarakat untuk rapid test ini sangat besar. Makanya dia berharap ada pihak swasta yang bisa menyediakan alat tes ini dan menawarkan kepada Pemkot Balikpapan saat ini juga. Sejauh ini, harga yang diketahuinya mencapai Rp 3,5 juta per boks. "Hari ini pun kami siap pengadaan rapid test," tegasnya. Diketahui, rapid test corona adalah metode tes yang dilakukan secara massal. Metode ini diklaim cepat dilakukan dan bisa diperiksa ke hampir semua laboratorium kesehatan di rumah sakit yang berada di Indonesia. Rapid test corona di Korea Selatan sejatinya berbeda dari yang diterapkan Indonesia yakni dengan menggunakan q-tip (semacam stik panjang) untuk mengambil sampel di bagian belakang mulut dan tenggorokannya dan kemudian menempatkannya ke dalam tabung reaksi. Tes ini hanya dilakukan beberapa menit. Setelahnya, setiap orang diizinkan pulang. (bom/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: