Asal Cocok, Transplantasi Ginjal di RSUD AWS Bisa Ditanggung BPJS Kesehatan
Kepala Tim Transplantasi Ginjal, dr Astried Indrasari saat menjelaskan proses transplantasi ginjal di RSUD AWS Samarinda.-(Disway Kaltim/ Mayang)-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Layanan transplantasi ginjal yang segera diluncurkan RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda mendapat dukungan penuh dari BPJS Kesehatan.
Program jaminan sosial ini akan menanggung biaya mulai dari tahap skrining, operasi transplantasi, hingga pengobatan pascaoperasi bagi pasien gagal ginjal kronik.
"BPJS masuk untuk memfasilitasi program transplantasi ini, mulai dari skrining, operasi, sampai pengobatan lanjutan. Pada saat masuk operasi (proses) penerima atau recipient dan pendonor ditanggung oleh BPJS," ujar Kepala Tim Transplantasi Ginjal RSUD AWS, dr Astried Indrasari, Senin, 20 Oktober 2025.
Meski demikian, tidak semua tahapan bisa langsung dicover penuh. Salah satunya adalah pemeriksaan kecocokan (matching) antara donor dan penerima.
"Kadang BPJS sudah cover sampai tahap pemeriksaan, tapi ternyata hasilnya tidak cocok. Kalau tidak cocok, transplantasi tidak bisa dilanjutkan. Jadi coverage penuh baru berlaku ketika hasil skrining donor dan penerima sudah match," Jelasnya.
Setelah tahapan kecocokan selesai, seluruh tindakan berikutnya termasuk operasi hingga perawatan pasca-transplantasi akan sepenuhnya ditanggung BPJS, seperti pasien gagal ginjal kronik lainnya yang menjalani hemodialisis atau peritoneal dialysis.
dr Astried menuturkan, RSUD AWS menyiapkan 2 koordinator khusus, yakni koordinator medis dan koordinator administrasi, yang akan mendampingi pasien sejak tahap awal hingga masa pemulihan.
"Kedua koordinator ini akan terus mengawal pasien transplantasi kami, dari pertama kali datang hingga pascaoperasi,"katanya.
BACA JUGA: RSUD AWS Samarinda Siap Menjadi Pusat Transplantasi Ginjal di Kaltim
Ia menambahkan, pasien pascaoperasi transplantasi ginjal tidak diwajibkan tinggal di rumah singgah seperti pasien kemoterapi.
"Pasien transplant biasanya dianjurkan pulang dan isolasi di rumah, supaya lebih steril dan nyaman. Kecuali kalau rumahnya jauh, baru kita bantu fasilitasi rumah singgah," ujarnya.
RSUD AWS juga tengah menunggu verifikasi akhir dari Kementerian Kesehatan dan Komite Transplant Nasional (KTN).
Tim dari Kemenkes telah melakukan kunjungan pada 8 Oktober 2025 untuk menilai kesiapan fasilitas, SDM, hingga sistem pendukung operasional transplantasi.
Pemerintah pusat dan daerah, lanjutnya, juga memberi dukungan penuh untuk penyediaan alat dan set operasi yang bernilai tinggi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

