Rasio Elektrifikasi Kutim Naik, Komitmen Ismunandar Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat Terbukti

Rasio Elektrifikasi Kutim Naik, Komitmen Ismunandar Memenuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat Terbukti

Rasio elektrifkasi di Kutim terus merangkak naik. Diharapkan mampu menjawab kebutuan dasar masyarakat. (Ilustrasi) Sangatta, DiswayKaltim.com – Pemenuhan kebutuhan listrik bagi seluruh warga Kutai Timur (Kutim) lima tahun terakhir naik signifikan. Pencapaian tersebut terlihat dari naiknya Rasio Elektrifikasi (RE) hingga akhir 2019 lalu. RE adalah perbandingan antara jumlah Kepala Keluarga (KK) yang menggunakan listrik baik PLN maupun Non PLN (Genset atau Mandiri/Swasta), dengan total jumlah KK di suatu wilayah. Dibawah kepemimpinan Bupati H Ismunandar, koordinasi dengan berbagai pihak khususnya PT PLN terus ditingkatkan. Hasilnya, dari 2015 hingga akhir 2019 lalu RE Kutim naik dari 76,81 menjadi 92,2 persen. Plt Kepala Dinas Penanaman Modal Daerah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMD-PTSP) Saipul Ahmad, yang diwakili Kepala Seksi Pengembangan Energi Sumber Daya Mineral DPMPTSP, Muhammad Agung Borneansyah menjelaskan pada 2015, RE Kutim berada pada angka 76,81 persen. "Dengan jumlah KK yang menggunakan listrik sebanyak 71.544 KK dari total 93.145 KK. Menggunakan listrik PLN sebanyak 38.771 KK dan Non PLN 32.773 KK,” sebutnya. Selanjutnya pada 2016 naik menjadi 79,39 persen. Dimana jumlah KK yang menggunakan listrik 79.954 KK dari 93.147 KK. Dan yang menggunakan listrik PLN sebanyak 38.771 KK. Sisanya menggunakan Non PLN sebanyak 35.183 KK. Kemudian pada 2017 RE naik lagi menjadi 87,04 persen mencakup 139 desa. Dari 96.112 KK, ada 56.183 KK yang menggunakan listrik PLN dan 27.489 KK Non PLN. Total yang menggunakan listrik sebanyak 83.652 KK. Berikutnya pada 2018 RE naik pada posisi 88,92 persen. Ada 69.612 KK yang menggunakan PLN dan 28.352 Non PLN. Ada 108.741 KK menggunakan listrik dari 122.293 KK. “Selanjutnya hingga akhir 2019 naik pada level 92,2 persen. Dari 122.555 KK di Kutim ada 112.999 KK yang telah menggunakan listrik,” tambahnya. Dengan rincian 83.418 KK menggunakan PLN dan 29.581 non PLN. Selain itu, hingga awal tahun 2020 ini dari 18 Kecamatan ada 2 kecamatan yang belum teraliri listrik PLN yakni Kecamatan Busang dan Sandaran. “Sedangkan dari 139 desa dan 2 kelurahan, ada 76 Desa dan 2 kelurahan yang sudah 100 persen teraliri listrik PLN, sedangkan 63 desa saat ini menggunakan Genset Desa, Genset Perusahaan, PLTS SHS, Solar cell, PLT Mikro Hidro serta ekses power dari perusahaan,” jelasnya. Sementara itu, dari 18 Kecamatan, 13 Kecamatan sudah ada penambahan jam operasional PLN selama 24 jam, di Kecamatan Batu Ampar operasional PLN sudah 14 Jam, Kaubun dan Telen dalam progress 24 jam, kemudian Kecamatan Busang. Sementara pemasangan tiang dan jaringan, sementara Sandaran baru tahap survei oleh tim PLN. (hms7/boy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: