Musrenbang, Pemkot Balikpapan Butuh Anggaran Rp 7 Triliun

Musrenbang, Pemkot Balikpapan Butuh Anggaran Rp 7 Triliun

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi saat menandatangani nota kesepahaman musrenbang tahun anggaran 2021. (Ryan/Disway) -- Balikpapan, diswaykaltim - Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menyebut, ada 6 ribu usulan rencana pembangunan tahun anggaran 2021. Ini diproyeksikan membutuhkan anggaran sampai Rp 7 triliun. Dari total usulan tersebut, yang dianggap layak hanya 1.000 usulan. Bahkan tidak semuanya bisa diakomodasi. Tahun ini saja, APBD Balikpapan hanya sekitar Rp 2,7 triliun. "Kami butuh bantuan keuangan (bankeu) dari provinsi yang lebih besar. Tahun lalu kita dapat Rp 100 miliar. Kalah dari Pemkab Paser yang dapat Rp 300 miliar," ungkapnya, Senin (16/3). Rizal berharap anggota DPRD Kaltim dapil Balikpapan ikut aktif meluluskan rencana pembangunan skala prioritas melalui APBD Kaltim. Yakni proyek jalan tembus Kilometer 8 menuju Sepinggan, pembangunan Waduk Wain, pengendalian banjir, khususnya DAS Ampal, pembangunan dan pembebasan lahan Institut Teknologi Kaltim (ITK). "Dulu kami ditanyakan gubernur, mampukah mendirikan ITK? Saat itu kami katakan mampu. Namun pembangunan itu butuh pembebasan lahan sampai 300 hektare. Sampai saat ini kami baru bisa membebaskan 160 hektare," ujar Rizal. Maka untuk mempercepat penyelesaian pembangunan ITK, Rizal menyarankan agar diusulkan menjadi proyek strategis nasional (PSN). Usulan skala prioritas lainnya, yakni proyek pembangunan SMK 7 Balikpapan Barat, hibah lahan eks Puskib dan pembangunan ruang terbuka hijau, pelebaran Jalan Mulawarman, pengembangan kawasan peruntukan industri di Kariangau, serta proyek sistem penyediaan air minum regional khususnya Sepaku, Semoi dan Mahakam. "Ada rencana dari Kementerian PUPR dan Bappenas untuk menyediakan air baku dari Sepaku-Semoi, sekitar 2 ribu liter per detik. Kemudian yang dari Mahakam ada rencana mengambil 6 ribu liter per detik. Kalau ini direalisasikan, maka kesulitan air baku di Balikpapan bisa diatasi," ungkapnya. Ia juga menyampaikan kebutuhan penambahan fasilitas rumah sakit di Balikpapan yang dirasa cukup mendesak. Dari 13 rumah sakit, hanya ada 20 ruang isolasi yang dapat menampung suspect corona. Itupun dinilai belum memenuhi syarat. Sebab ruang isolasi tersebut harus bertekanan negatif, agar kualitas udara di dalam ruangan tetap baik dan udara dari dalam yang sudah tercemar tidak sampai keluar. "Jadi itu betul-betul dijaga. Virusnya tidak keluar dan menyebar. Makanya kami usulkan ke teman-teman perwakilan provinsi, sudah saatnya RSKD dibangun gedung khusus isolasi. Karena RSKD itu wilayah provinsi," ucapnya. (ryn/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: