15. ARAB SAUDI LOCKDOWN
Arab Saudi mengumumkan wisatawan dan peziarah untuk pergi dalam waktu 72 jam. Penerbangan menuju Jeddah-Jakarta overboked. Bagaimana kondisi jamaah?. -------------- INI di luar prediksi Chrisna. Warga perumahan Wika Balikpapan itu, tak menyangka jika virus corona akan berlangsung selama ini. Prediksi dia, virus corona baru atau disebut COVID-19 itu, paling lama sebulan saja. Sejak ramai-ramainya. Awal tahun lalu. Kekagetan tersebut diutaran Chrisna pada rekannya. Rachman. Ketika itu Rachman menginformasikan soal sulitnya mencari gula dengan merek tertentu. Gula impor. “Cari saja di pusat perbelanjaan. Merek Gulaku, susah,” katanya. “Untung saya pakai gula premium. Rasanya yang tak terlalu manis itu,” kata Chrisna. “Itu juga susah,” timpal Rachman. Kelangkaan ini buah dari merebaknya virus corona. Di Tiongkok, asal virus tersebut, mungkin sudah mereda. Sudah banyak yang sembuh. Angka kesakitan barunya terus berkurang. Tapi di luar Tiongkok mulai ramai merebak. Eropa, Iran dan sekarang sudah mulai ke Arab Saudi. Yang dua pekan lalu sudah membatasi kunjungan. Disway Kaltim juga mendapat informasi dari Asprili Haifa, warga Kaltim yang menjadi Pramugari Maskapai Saudia. Menurut Asprili, banyak crew maskapai yang diminta ambil penangguhan kontrak sampai 31 Mei. “Jadi, kemungkinan di lockdown sampai 31 Mei,” kata Asprili via pesan WhatsApp. Menurutnya, per 15 Maret besok, penerbangan internasional baik keluar maupun masuk Arab Saudi akan ditutup. Semua. “Saya kemarin malam ke airport masih normal, Mas. Masih ramai di terminal Saudia. Nanti katanya cuma domestic yang buka,” ujarnya. Sementara itu, kata dia, penerbangan Jeddah menuju Jakarta terlihat full. Bahkan overbooked. Pemerintah Arab Saudi juga mengumumkan wisatawan dan peziarah untuk pergi dalam waktu 72 jam. Dari edaran yang dibuat pemerintah setempat per 12 Maret, maka kemungkinan lockdown akan dilakuakan pada 15 Maret besok. **** Penduduk Arab Saudi yang belajar di Inggris pun diminta untuk memilih. Tetap di negara itu atau kembali ke rumah. Dalam waktu 72 jam tersebut. Seperti yang lansir The Mancunion. Penguncian ini dilakukan untuk menanggapi meningkatnya kasus coronavirus. Aya-zoe Atallah, mahasiswa sarjana tahun terakhir di University of Manchester, akhirnya memilih untuk pulang. Sebelum semua perjalanan internasional ke dan dari negara tersebut ditangguhkan. “Saya tidak bisa mengambil risiko terjebak jauh dari rumah. Tetapi saya menekankan bagaimana ini akan mempengaruhi saya. Sebagai siswa tahun terakhir, saya tidak akan memiliki akses ke perpustakaan atau jam kontak dengan dosen,” kata Aya. Kepada The Mancunion Aya pun menyebut bahwa ketidakpastian tentang situasi ketakutan akan corona virus tersebut yang paling membuatnya takut. Kamis 12 Maret, Badan Pers Saudi merilis informasi dari Kementerian Dalam Negeri tentang tindakan pencegahan negara. Menyatakan bahwa, "Pemerintah kerajaan telah memutuskan untuk sementara menangguhkan perjalanan warga dan ekspatriat dan menangguhkan penerbangan". Orang-orang telah diberi waktu 72 jam untuk keluar dari negara itu. Atau kembali. Sebelum negara itu dikunci sementara. Ini mengikuti keputusan pemerintah Italia pada 10 Maret. Yang membatasi perjalanan internasional ke dan dari negara itu. Kecuali dibolehkan bagi mereka yang dapat memberikan pengobatan. Kemudian harus ada sertifikasi bahwa mereka tidak terjangkit COVID-19 untuk melintasi perbatasan. SEBELUMNYA Filipina menjadi negara keempat yang mengunci diri dari dunia. Atau lockdown. Keputusan itu menyusul makin meluasnya penyebaran virus COVID-19. Negara lain di dunia yang lebih dulu mengunci adalah Korea Selatan, Tiongkok, dan Italia. Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan rencana untuk melakukan lockdown terhadap ibu kota Manila, di tengah penyebaran virus corona. Dalam penguman yang disampaikannya via televisi, presiden 74 tahun itu akan menangguhkan segala transportasi dari dan ke Manila. Kemudian memberlakukan karantina. Selain itu, Duterte menyetujui penutupan sekolah selama sebulan. Serta melarang adanya kegiatan di tempat publik. Negara lain yang lebih dulu menutup diri karena COVID-19 adalah Tiongkok khususnya Wuhan, dan Beijing, Korea Selatan khususnya Daegu, dan Italia yang awalnya hanya Milan. Kini seluruh Italia ditutup kecuali restoran dan apotek. Kematian akibat virus corona di negara itu meningkat. Menjadi 827 dengan lebih dari 12.000 kasus penyakit yang dikonfirmasi. Pemerintah Italia menutup seluruh wilayahnya dari Selasa (10/3) sampai 3 April demi menekan penyebaran jenis baru virus corona (COVID-19). Demikian pengumuman dari Perdana Menteri Giuseppe Conte. INDONESIA KAPAN? Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan, kebijakan lockdown di Indonesia belum diperlukan. Jumlah kasus positif Corona masih berkisar puluhan. “Ya iyalah cuma segitu saja kok lockdown. Nggak lah,” kata Achmad Yurianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, belum lama ini. Pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 10 Maret lalu sudah berkirim surat kepada Presiden Jokowi. Surat tersebut ditandatangani Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus. Terkait penanganan COVID-19. WHO meminta Jokowi segera mengumumkan darurat nasional corona. Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Teuku Faizasyah saat dimintai konfirmasi soal surat WHO, Jumat (13/3) membenarkan hal itu. Isi surat itu, Tedros mengatakan bahwa WHO telah bekerja maksimal untuk menganalisis dan menyebarluaskan informasi tentang COVID-19. Untuk mengalahkan virus ini, setiap negara perlu mengambil langkah-langkah kuat. Dirancang untuk memperlambat penularan dan mencegah penyebaran. (vit/dnn/dah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: