Balikpapan Suspect Corona
Balikpapan, DiswayKaltim.com - Setelah pemerintah pusat mengumumkan adanya dua orang WNI yang positif terjangkit virus corona (COVID-19) di Depok, Jawa Barat, rupanya merembet ke Balikpapan. Informasinya terdapat kasus suspect corona yang tengah ditangani Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan. Terkait hal ini, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi pun membenarkan ada warganya yang suspect COVID-19. Artinya ada pasien yang mengalami gejala serupa dengan penderita corona. Jumlahnya ada 4 orang dan tengah dalam perawatan medis. Kini mereka diisolasi di RSKD Balikpapan. "Iya, memang kan di Balikpapan ada 4 yang suspect sekarang di RSKD," ujar Rizal, Senin (2/3). Bahkan tidak hanya itu, Rizal juga mengatakan jika terdapat 7 orang lagi yang mengalami suspect COVID-19 dan dalam pemantauan kesehatannya di rumah mereka masing-masing. "Ada 7 pemantauan yang di rumah," tambahnya. Dari belasan warga yang suspect tersebut, salah satu di antaranya Warga Negara Asing (WNA) dari Korea. Namun Rizal tak begitu mengetahui detail identitas para pasien. Hanya saja ia mengatakan para pasien ini rata-rata baru pulang dari luar negeri dan umrah. "Ada warga sini, ada satu yang warga Korea. Detailnya saya sih nggak tahu. Ada juga yang pulang dari umrah," jelasnya. Rizal yang tengah berada di Jakarta menghadiri kegiatan pemerintah pusat, telah bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo. Presiden meminta seluruh kepala daerah agar menjaga masyarakatnya untuk tidak panik. Sebab saat ini pemerintah telah melakukan penanganan sesuai standar operasional prosedur (SOP). "Nah, tadi saya kan barusan ketemu sama Presiden, beliau minta agar kepala daerah memberikan informasi kepada masyarakat jangan panik. Langkah penanganan sudah dilakukan, SOP sudah ada masing-masing," tambahnya. Rizal juga meminta masyarakat agar tidak menyebarkan berita bohong yang sifatnya membuat panik masyarakat. Sebab, hal ini akan berdampak pada roda ekonomi di Balikpapan itu sendiri. "Presiden juga menjelaskan jangan menyebar berita-berita tidak benar ke media sosial. Itulah kondisi yang terjadi. Jangan menambah suasana karena perekonomian juga bisa ikut lumpuh," ujarnya. Dalam melakukan pencegahan, masyarakat diminta menjalankan pola hidup sehat dan menggalakkan gerakan cuci tangan. Bahkan, Rizal meminta masyarakat untuk tidak berpergian ke luar negeri sementara waktu, khususnya di negara yang terjangkit COVID-19. Namun, kondisinya di Balikpapan masih suspect. Masih harus proses uji lab apakah positif atau negatif. Berbeda dengan yang terjadi di Depok yang sudah positif virus corona dan dirawat di RSPI Sulianti Saroso. Kedua korban merupakan ibu dan anak. Keduanya dirawat di gedung terpisah. TAK SEBUT JUMLAH Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RS Kanujoso Djatiwibowo, Achmad Zuhro Ma'ruf membenarkan adanya pasien yang diisolasi di RSKD lantaran suspect COVID-19. Hanya saja ia tak mau menjelaskan secara rinci berapa jumlah pasien tersebut. "Kalau segitu banyaknya saya belum dengar. Kalau di isolasi memang ada yang kami rawat," ujarnya. Pasien tersebut baru masuk ke RSKD sejak Minggu (1/3/2020). Dari pasien yang masuk, Ma'ruf tak menjelaskan detail identitasnya. Hanya saja ia membenarkan mereka adalah Warga Negara Indonesia (WNI). "Kemarin masuknya. Yang jelas dia Warga Indonesia," jelasnya. Pihaknya pun telah mengirimkan sampel dari pasien ke Kementerian Kesehatan untuk mengetahui hasilnya. Apakah positif atau negatif. Sehingga sembari menunggu hasil uji sampel, pasien tersebut masih diisolasi dan tak diizinkan siapapun untuk menjenguknya. "Sementara kita tangani keluhan yang ada sambil menunggu hasil dari laboratorium. Ya tetap nggak boleh dikunjungi oleh keluarga. Sampelnya sudah kami kirim ke Kementerian Kesehatan," imbuhnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Balikpapan dr Andi Sri Juliarty menjelaskan terkait apa yang disampaikan wali kota bahwa ada yang terindikasi suspect dan dirawat di rumah masing-masing. Terkait hal itu, menurut Dio, sapaan akrabnya, semua orang yang terindikasi datang dari negara kontak kendati tanpa gejala akan langsung dipantau Diskes. Termasuk yang di rumah-rumah itu. Kondisinya bukan suspect. JANGAN PANIK Presiden Joko Widodo pada hari ini mengumumkan dua orang warga negara Indonesia (WNI), yaitu seorang perempuan usia 31 dan ibunya berusia 64 tahun di Depok, Jawa Barat, positif terjangkit Covid-19 (virus corona). Saat ini sedang dirawat di RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso sejak 1 Maret 2020. Terhadap pengumuman tersebut, dikhawatirkan terjadi kenaikan kunjungan, sekaligus aktivitas belanja di ritel-ritel karena masyarakat memborong sejumlah barang kebutuhan pokok. "Di situlah kita akan ambil langkah-langkah. Nanti, Kapolri supaya menurunkan anggotanya untuk ikut membatasi masyarakat melakukan hal yang berlebihan seperti itu," kata Moeldoko, kepala Staf Kepresiden Moeldoko. Dia juga meminta masyarakat bersikap tenang agar dapat membantu pemerintah menangani penyebaran Covid-19. "Masyarakat perlu tahu, jangan panik, kita hadapi bersama-sama dengan tenang, percayakan ke pemerintah. Pemerintah pasti mengambil langkah-langkah meningkatkan kewaspadaan lagi. Kita pun transparan dan tidak tertutup, yakin pemerintah mengambil langkah-langkah dalam mengatasi situasi ini," ungkap Moeldoko. Menurut Moeldoko, pihaknya sudah ada koordinasi dengan Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Menteri Luar Negeri, Menteri Komunikasi dan Informasi maupun Menteri Kesehatan untuk menghadapi situasi tersebut. "Corona adalah persoalan global, perlu tanggung jawab global termasuk Indonesia. Kita tidak pernah main-main, selalu serius dari awal menyiapkan diri sebaik-baiknya," kata Moeldoko. Kedua WNI yang dinyatakan positif COVID-19 disebut tertular dari seorang WN Jepang yang berada di Indonesia. Melakukan kontak langsung. WN Jepang tersebut diketahui positif COVID -19 ketika kembali ke tempat domisilinya saat ini, yaitu di Malaysia. Setelah berada di Indonesia pada pertengahan Februari 2020. Terjadi kenaikan pembelian sejak siang tadi sekitar pukul 12.00 WIB. Dan hanya terjadi pada beberapa barang tertentu saja. Adapun barang yang paling banyak diburu di ritel sejauh ini adalah produk hand sanitizer, masker, obat-obatan, dan multivitamin serta makanan. Hingga Senin (3/2) sore, terkonfirmasi 89.195 orang yang terinfeksi Covid-19 di dunia. Yang meninggal 3.046. Penderita sudah dinyatakan sembuh sebanyak 45.147 orang. Dari angka tersebut di Tiongkok mencapai 70.026 kasus, di Korea Selatan 4.335 kasus, di Italia 1.694 kasus, di Iran 978 kasus. Kasus kematian di Iran menjadi yang paling tinggi di luar Tiongkok yaitu 54 kematian. Kemudian, terdapat 65 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya. (bom/an/dah) ---- Grafis corona ----- Perkembangan Penderita COVID-19 hingga Senin 3 Maret 2020
- Jumlah penderita terkonfirmasi terinfeksi COVID-19, yakni 89.195 orang.
- Jumlah yang meninggal 3.046
- Penderita yang sembuh 45.147 orang.
- Dari angka tersebut, kasus di Tiongkok mencapai 70.026 kasus, di Korea Selatan 4.335 kasus, di Italia 1.694 kasus, di Iran 978 kasus.
- Kasus kematian di Iran menjadi yang paling tinggi di luar Tiongkok, yaitu 54 kematian.
- Terdapat 65 negara termasuk Indonesia yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: