Belum Setengah Tahun Dikerjakan, Jalan dan Gorong-Gorong Sudah Rusak

Belum Setengah Tahun Dikerjakan, Jalan dan Gorong-Gorong Sudah Rusak

Proyek gorong-gorong dan jalan di Desa Handil Terusan Anggana ini diprotes warga. Karena baru digunakan telah rusak di beberapa bagian. (ISTIMEWA) Kukar, DiswayKaltim.com – Sejumlah proyek pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tahun anggaran 2019 ternyata banyak dikeluhkan masyarakat. Sebagian besar proyek itu seperti dikerjakan asal-asalan. Tanpa melihat kualitas dan daya tahan. Sebelumnya masyarakat memprotes pekerjaan proyek Jalan Sangasanga Muara, Kecamatan Sangasanga dan Jembatan Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak. Kali ini, giliran warga Kecamatan Anggana mengeluh pekerjaan proyek gorong-gorong serta jalan di RT 08 Desa Handil Terusan. Selain tidak pernah memasang pelang proyek sejak mulai dikerjakan antara Agustus atau September 2019, proyek ini dianggap asal-asalan. Pasalnya, belum setengah tahun selesai dikerjakan. Proyek jalan ini sudah mulai retak di beberapa titik. “Sudah retak-retak dan kalau dilewati gelombang-gelombang. Retakan itu pas di atas gorong-gorongnya. Bahkan sampai saat ini, kami warga di sini tidak tahu berapa anggaran proyek ini,” tegas warga Desa Handil Terusan, Indra, beberapa waktu lalu. Sebelum proyek ini dikerjakan, warga sempat memprotes gorong-gorongnya. Karena yang dipasang berbentuk bulat. Padahal warga menginginkan gorong-gorong berbentuk kotak. “Ternyata waktu dilihatkan bentuk gorong-gorongnya memang bulat. Harusnya pemerintah tanya dulu maunya warga bagaimana. Jangan asal menetapkan gorong-gorongnya berbentuk bulat,” cetusnya. Setahu warga, proyek ini merupakan aspirasi dari Herry Asdar. Anggota DPRD Kukar dari Partai Golkar. Hanya saja, pekerjaannya dilakukan oleh orang lain. “Nanti tanyakan langsung sama pak Herry Asdar. Pasti beliau tahu berapa anggarannya,” pesan Indra. Selain itu, yang disayangkan warga adalah kurangnya pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar. Menurut Indra, harusnya sejak dimulai hingga selesai pengerjaan, proyek ini selalu dipantau. Sehingga tidak asal dibangun. “Yang dirugikan itu masyarakat. Uang negara digunakan terbuang sia-sia,” ungkapnya. Protes keras juga diungkapkan tokoh masyarakat, Darwis. Ia mengungkapkan, masyarakat yang melintasi jalan tersebut selalu khawatir. Karena badan jalan yang disemenisasi tersebut kian hari kian turun. “Permukaannya sudah retak. Terus gorong-gorong yang dipasang tidak sesuai dengan debit air yang lewat. Akibatnya gorong-gorongnya amblas,” ucapnya. Ia menyebut, proyek ini dikerjakan secara serampangan. “Parahnya, belum setengah tahun sudah rusak,” kata Darwis. Terpisah, anggota DPRD Kukar Herry Asdar membenarkan bahwa proyek tersebut berasal dari aspirasinya. Namun pengerjaannya dilakukan orang lain. “Anggarannya Rp 2,5 miliar. Kalau tidak salah. Itu untuk pekerjaan gorong-gorong dan juga jalan sepanjang 500 meter,” jelasnya singkat. (byu/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: