Sekolah Swasta Mengeluh, SPP Diharuskan Gratis, Tapi Operasional Pendidikan Mahal
Suasana belajar di salah satu sekolah swasta di Bontang. -istimewa-
BONTANG, NOMORSATUKALTIM - Peningkatan bantuan operasional satuan pendidikan (BOSP) daerah sempat membuat sekolah swasta bahagia.
Ada peningkatan yang cukup signifikan. Kenaikannya hampir 100 persen. Dari awalnya Rp 1,1 juta menjadi Rp 2.019.000 per murid per tahun.
Namun, kebahagiaan itu sirna setelah keluarnya surat keputusan (SK) kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim. Surat itu bernomor 100.3.8/K.14761/Disdikbud.Ic.
Tentang petunjuk teknis pelaksanaan dan penatausahaan dana sekolah menengah, sekolah luar biasa dan Madrasah Aliyah.
BACA JUGA:Neni Minta Jangan ada Batasan Pengalaman untuk Pencari Kerja di Bontang
Dalam surat itu meminta agar sekolah swasta diminta menurunkan atau menghilangkan biaya sumbangan pembinaan pendidikan (SPP).
Di surat itu juga mengatur penggunaan dana BOSP Daerah. Hanya 50 persen untuk gaji tenaga pengajar.
Kepala SMK Nusantara Mandiri Bontang Baharudin Amin mengaku kaget dengan SK kepala Disdikbud Kaltim itu. Karena, informasi tersebut terbilang mendadak diberikan.
Padahal, dirinya mengaku terlanjur senang dengan kebijakan kenaikan BOSP daerah tahun ini.
Sebab, kenaikan itu ia bisa melakukan revitalisasi alat praktik dan fasilitas sekolah yang dipimpinnya itu. Namun, harapan itu langsung hilang setelah SK kepala Disdikbud Kaltim muncul.
BACA JUGA:Hampir Serempet Polisi, Sopir Ugal-ugalan Diamankan di Pasar Rawah Indah
Bukannya melakukan peremajaan alat, ia malah melakukan penghematan besar-besaran.
Sebab, sejak tahun ajaran baru ini, ia memutuskan untuk menggratiskan penuh SPP di SMK Nusantara Mandiri Bontang itu.
“Untuk SPP kami gratis. Tapi, seperti uang gedung, daftar ulang, uang ujian, uang praktik dan seragam praktik atau profesi tetap bayar,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
