14 Mahasiswa Kaltim yang Dikarantina, Dipantau hingga Sebulan ke Depan
Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Andi Muhammad Ishak menjelaskan, pemprov akan memfasilitasi kepulangan ke 14 warga tersebut dengan berkoordinasi pemda setempat. "Ada dua yang menginap dulu. Yang dari Kutim (Syarifah Nur Kholifah Saing) dan yang mendarat di Balikpapan asal Kubar (Paulina Sonali). Besok kita fasilitasi antar ke kediamannya, biayanya kami yang tanggung," jelasnya. Sementara yang lain, telah diterima oleh keluarga masing-masing di Bandara, baik yang di Balikpapan maupun di Samarinda. Andi menegaskan, semua dalam kondisi sehat. Sejak awal kedatangan ke tanah air dari Provinsi Hubei, Tiongkok. Selama masa karantina, tidak ada satupun dari 238 WNI yang mengalami keluhan penyakit. Yang terindikasi dan terinfeksi virus COVID-19 tersebut. Termasuk 14 warga Kaltim itu. Tak hanya itu, mereka juga telah mendapat sertifikat kesehatan langsung dari Kementerian Kesehatan. Yang menyatakan bebas dan steril dari virus corona. Status mereka adalah orang yang sehat masuk ke Indonesia. Tapi karena berasal dari pusat terjadinya wabah di Wuhan, maka prosedurnya tetap dalam kondisi kewaspadaan. Sehingga dilakukan observasi dengan menjalani karantina selama 14 hari. Selama masa karantina itu, kata dia, semua dipantau perkembangan kondisi kesehatannya. Dan hasilnya semua dinyatakan sehat. "Selama masa inkubasi semua tidak ada gejala virus itu. Maka dipastikan kondisi mereka tetap sehat. Jadi bukan orang sakit yang diobati di sana. Ini yang harus dipahami di masyarakat. Artinya ketika mereka kembali ke lingkungan masing-masing, dapat beraktivitas seperti biasa," imbuhnya. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak ada stigma negatif terhadap kepulangan mereka. Ia berharap masyarakat dapat menerima mereka seperti warga biasanya. "Bahkan mereka mendapatkan sertifikat kesehatan dari Kementerian Kesehatan. Artinya kita bisa menerima apa adanya," tegasnya. Andi menyadari, untuk menghindari adanya stigma di masyarakat, khususnya di lingkungan sekitar tempat mereka masing-masing, pihaknya sudah melakukan langkah-langkah. Salah satunya, meminta Dinas Kesehatan kabupaten kota setempat melakukan sosialisasi ke masyarakat di sekitar tempat tinggal mereka. Ia mengaku langkah ini sudah dilakukan di Samarinda, Balikpapan, Kukar, Kutim dan Kubar. Sebelum kepulangan mereka. Dengan mengedukasi warga sekitar, termasuk keluarganya. "Walaupun nantinya ada retensi, kita minta Dinas Kesehatan turun melakukan pendampingan ke kampung halamannya. Paling tidak sampai sebulan ke depan. Bagaimana memberikan pencerahan kepada masyarakat sekitar bahwa tidak perlu khawatir, karena kondisinya sehat dan bebas corona," tegasnya. Selain itu, pendampingan tersebut juga untuk memantau kesehatan. Dalam artian, sambungnya, bukan memeriksa kondisi kesehatannya setiap hari, namun memantau jika suatu waktu mereka mengalami gangguan kesehatan. "Misalnya mengalami sakit, itu dipantau. Tapi bukan berarti demam langsung dinyatakan corona, ya, karena sesungguhnya mereka sudah bebas masa inkubasinya sudah lewat," paparnya. "Para mahasiswa ini sudah diberitahu, selalu menyampaikan segera kepada petugas baik puskesmas maupun rumah sakit jika ada hal-hal kesehatannya," tandasnya. **** Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (Diskes) Balikpapan Andi Sri Juliarty usai menjemput kelima mahasiswi di Balikpapan menjelaskan hal serupa. Bahwa seluruh WNI yang telah menjalani masa karantina selama 14 hari tersebut telah mendapat surat keterangan sehat dari Kementrian Kesehatan, saat berada di Halim Perdanakusuma, Sabtu (15/2/2020) kemarin. Usai menjalani pemeriksaan terakhir. "Masyarakat tidak perlu cemas. Jangan membuat stigma yang enggak-enggak karena mereka anak-anak kita yang sehat," ujarnya. Menurut Deo, sapaan akrabnya, kelima mahasiswa tersebut tidak perlu menjalani pemeriksaan apa pun lagi di daerah. Hanya saja, jika nantinya terdapat keluhan, Diskes siap berkomunikasi dengan mereka."Enggak perlu ada pengawasan atau pemeriksaan lagi. Mereka sehat," jelasnya. Deo menyamakan kedatangan mahasiswi ini dengan kedatangan anak-anak yang sedang menempuh kuliah biasanya saja, tidak ada hal yang perlu dicemaskan ataupun ditakutkan. "Mereka langsung pulang ke rumah bersama keluarganya. Sama seperti anak-anak yang lain pulang dengan kondisi biasa saja," tegasnya. Sementara itu, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi meminta kepada masyarakat untuk bersama-sama mendoakan kondisi di Wuhan agar bisa segera kembali normal lagi. "Kita berdoa saja semua bisa baik-baik lagi, dan anak-anak terbaik kita yang kuliah disana bisa kembali lagi," ujarnya. Menurut Rizal, Kementrian Kesehatan telah menjamin jika seluruh WNI aman dari virus corona. "Sudah juga di karantina 14 hari. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir," jelasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: