Penerjun Payung Perempuan Ramaikan HUT Balikpapan

Penerjun Payung Perempuan Ramaikan HUT Balikpapan

  Para wanita penerjun yang menghiasi langit Balikpapan saat HUT Kota Balikpapan ke-123. (Andrie/Disway) === Balikpapan, Diswaykaltim - Ada pemandangan menarik saat peringatan HUT Kota Balikpapan ke-123 yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, Senin (10/2). Atraksi terjun payung merupakan tontonan pamungkas yang memang sudah ditunggu-tunggu oleh warga Balikpapan juga seluruh tamu undangan yang hadir. Saat sebuah pesawat besar jenis Hercules melintas di langit Balikpapan, tepuk tangan warga langsung riuh. Tak lama kemudian sembilan penerjun langsung keluar satu persatu dari pesawat. Dalam kloter pertama yang terdiri dari sembilan orang penerjun ini tampaknya tak ada yang spesial bagi masyarakat yang tengah menyaksikannya. Meski demikian antusiasnya tetap tertuju pada mereka yang telah mendarat. Barulah di bagian kloter kedua ini masyarakat dibuat takjub oleh para penerjun payung yang mewarnai langit Balikpapan saat itu. Mereka adalah para srikandi Angkatan Udara (AU) yang dengan keberaniannya serta ketangkasannya mampu terjun dan mendarat di titik pendaratan. Adalah Letda Trang Desi Wisatawati, Serda Cut Anzela, Serda Nur Urfani Hartawan dan Serda Azani Haerulsah mendapat sorak kebanggaan dari masyarakat menonton mereka. Usai acara media ini mencoba berbincang dengan Letda Trang Desi Wisatawati, dan didampingi oleh tiga rekannya yang telah terjun payung. Dalam hal penerjunan kali ini dirinya bersama ketiga rekannya tidak memiliki persiapan khusus, bahkan tidak ada perlakuan khusus bagi keempatnya dengan penerjun laki-laki lainnya, hal ini karena sudah sering dilakukan setiap kali latihan dan prosedur pelatih. "Kita lakukan seperti latihan saja. Latihan biasanya kita bisa 2 sampai 3 kali loncat," ujarnya, Senin (10/2). Lanjut Letda Trang Desi, masing-masing personel tentunya memiliki jam latihan dan jam loncat yang berbeda-beda. Sehingga dengan jam tersebut dapat menentukan kesiapan dan ketenangan para penerjun payung. "Saya sudah loncat 650 kali. Biasanya dengan semakin banyaknya jam loncat bisa menentukan ketenangan kita," tambahnya. Disinggung mengapa memilih terjun payung ketimbang olahraga lain, ia mengatakan jika hal ini sangat tertantang bahkan memiliki tingkat adrenalin yang cukup tinggi. "Karena merasa tertantang, dan adrenalinnya nekat," ujarnya sambil tersenyum. Sementara itu berdasarkan pengalaman terbang masing-masingnya, rata-rata mereka pernah mengalami kendala. Seperti salah membaca arah angin hingga gagal membuka payung utama. Namun, semua itu bagi keempatnya bisa diatasi dengan penuh ketenangan. "Mungkin kendala dari masing-masing kita berbeda-beda ya. Saya pernah gagal buka payung, jadi terpaksa buka cadangan," tambahnya. "Kalo saya pernah baru-baru terjun kurang tepat baca arah angin. Tapi berkat pengalaman latihan dan ketenangan, bisa saya dapat angin," tambah Serda Cut Anzela. Saat terjun dalam perayaan HUT Kota Balikpapan ke-123 kali ini diakui keempatnya sempat memiliki demam panggung. Namun hal ini dianggap wajar, karena setiap penerjun selalu memiliki kewaspadaan. "Terbang saat HUT Kota Balikpapan perasaannya demam panggung karena itu selalu ada, karena agar kita selalu hati-hati. Tapi saat sudah didarat plong," tutupnya. (bom/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: